Hari ini, Selasa (29/3), Kasi Bimas Islam, Umi Khozanah mewakili Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta hadir dalam Pertemuan Tokoh Agama/ Aliran Kepercayaan dengan Pemerintah. Acara tersebut bertema Kondusifitas dan Kenyamanan Beribadah di Bulan Suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1443 H. Acara diselenggarakan oleh Sekretariat Daerah Pemerintah Kota Surakarta di Pendhapa Joglo Rumah Dinas Walikota Surakarta, Jalan Slamet Riyadi No. 267, Surakarta. Pihak lain yang juga turut terlibat sebagai narasumber yaitu Walikota Surakarta, Dandim 0735 Kota Surakarta dan Kapolresta Surakarta.
Acara yang diselenggarakan dalam bentuk dialog interaktif terbuka antara tokoh agama/ tokoh masyarakat dengan Pemerintah. Hal-hal yang banyak dibahas yaitu keberagaman beragama dalam NKRI. Keberagaman beragama dalam NKRI sudah harga mati tidak bisa diotak-atik. Bangsa Indonesia mmerupakan bangsa yang besar karena hal tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa masing-masing dari diri kita selalu menganggap bahwa Agama dan keyakinan yang hari ini kita miliki adalah yang terbaik. Terbaik bagi diri kita sendiri namun belum tentu terbaik bagi orang lain. Tentunya hal ini menimbulkan adanya perbedaan. Apabila terdapat perbedaan, kita harus saling menghargai. Kunci dari menghargai itu sendiri adalah jangan membandingkan. Ketika sudah saling membandingkan, maka inilah yang kemudian menjadikan konflik antar umat beragama. Untuk itu wajib hukumnya bahwa kita wajib meyakini keyakinan kita hari ini. Namun kita juga wajib menghargai keyakinan orang lain.
Selain itu dibahas pula berkaitan dengan pelaksanaan ibadah bulan Ramadhan ke depan, protokol kesehatan mulai dari jaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, tidak berjabat tangan dan lainnya masih terus wajib dilaksanakan. Untuk saat ini sudah diperbolehkan pelaksanaan tarawih di masjid dan shalat Idul Fitri di lapangan dengan menerapkan protokol kesehatan. Sementara kegiatan lain yang mengabaikan prokes masih dilarang, misalnya buka bersama karena saat kegiatan berlangsung semua orang membuka masker.
Harapan kedepan dari telah dibukanya dialog interaktif antara tokoh agama, tokoh masyarakat dengan Organisasi Pemerintah Daerah agar toleransi umat beragama tetap dijaga sehingga kondusifitas dan kenyamanan dalam bermasyarakat di Kota Surakarta ini tetap bertahan dan dijaga dengan baik. Mari menjaga persatuan dan kesatuan demi menjaga keutuhan NKRI. (rmd)