Kota Surakarta (Humas) – Pemerintah Kota Surakarta melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) dalam upaya membentengi generasi muda dari paham intoleransi, dengan kolaborasi menggandeng Yayasan Kakak menggelar pelatihan “Generasi Muda Agen Damai”. Kegiatan yang digelar pada Kamis (2/10/2025) itu bertujuan menciptakan duta-duta perdamaian yang aktif menyebarkan nilai-nilai kerukunan di tengah masyarakat, khususnya di kalangan pelajar.
Pelatihan agen damai digelar di Aula Lantai 4 Gedung Sekretariat. Peserta pelatihan merupakan Agen Damai terpilih hasil seleksi “Gema Damai” beberapa waktu lalu, yang mewakili seluruh Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Kota Surakarta, menandakan komitmen yang menyeluruh dalam menanamkan benih-benih toleransi sejak dini.

Upacara pembukaan dihadiri langsung oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Purwanti yang hadir mewakili Wali Kota Surakarta Respati Ardi, dan membacakan sambutan resmi yang menekankan pentingnya pelantikan agen damai dalam meredam potensi gesekan intoleransi yang masih mungkin terjadi.
Kehadiran Kepala MTs N 2 Surakarta Sukirno, yang mewakili Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Surakarta, semakin mengukuhkan bahwa upaya membangun perdamaian adalah tugas bersama, termasuk dalam pemberian layanan keagamaan yang berdampak positif dan mempersatukan. Dalam kesempatan wawancara usai pembukaan, Sukirno menegaskan, “Layanan pendidikan keagamaan yang Kemenag berikan haruslah yang mampu menjadi perekat, bukan pemecah belah. Begitu pula tentang moderasi beragama bukanlah pilihan, melainkan sebuah keharusan untuk kita ajarkan kepada anak-anak kita sejak dini. Agen-agen damai inilah ujung tombak kita dalam menyebarkan sikap toleransi dan menjaga kerukunan di Solo.”

Dalam sambutan Wali Kota yang dibacakan Purwanti, para Agen Damai mendapatkan mandat untuk menjadi penyambung lidah nilai-nilai kedamaian di setiap lini kehidupan mereka. Mereka diharapkan tidak hanya menjadi contoh di sekolah, tetapi juga aktif menebarkan prinsip toleransi dan mengelola konflik secara damai dalam keluarga, kelompok belajar, hingga pergaulan sehari-hari.
Usai upacara pembukaan dan pengambilan foto bersama, acara inti pelatihan pun dimulai. Seluruh materi disampaikan secara interaktif oleh tim dari Yayasan Kakak, yang diawali dengan pre-test untuk mengukur pemahaman awal peserta. Pendekatan yang partisipatif ini diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan.
Secara garis besar, pelatihan ini terbagi dalam tiga sesi kunci yang saling berkaitan. Dimulai dengan ice breaking dan pre-test, sesi kemudian dilanjutkan dengan materi mendalam tentang mengenal hakikat perdamaian dan toleransi. Sesi pamungkas yang tidak kalah pentingnya adalah pelatihan praktis mengenai cara mengelola konflik secara damai, membekali para peserta dengan keterampilan nyata untuk menjadi penengah di lingkungannya.

Melalui pelatihan ini, Pemerintah Kota Surakarta bersama Kankemenag dan Yayasan Kakak, berharap dapat menumbuhkan jaringan generasi muda yang tangguh dan cinta perdamaian. Kehadiran para Agen Damai ini diharapkan mampu menjadi antibodi sosial yang alami, menangkal segala bentuk paham radikal dan intoleransi, sekaligus mewujudkan Surakarta sebagai kota yang benar-benar memiliki jiwa “Solo Berseri” (Bersih, Sehat, Rapi, dan Indah) yang inklusif. (rmd)



















