Surakarta – Demikian yang disampaikan oleh Niken Satyawati dalam gelaran Seminar Jurnalistik yang dihelat oleh Organisasi Pelajar Boarding School (OPBS) MAN 1 Surakarta, Jum'at (17/8). Acara yang merupakan rangkaian dari kegiatan Accoustic 2018 ini diikuti oleh 80 an peserta.
Menulis adalah aktivitas yang bisa dilakukan oleh siapa pun dan kapan pun. Mengapa orang harus menulis ?
“Dengan menulis orang bisa mencurahkan perasaan, mencerahkan orang lain, menginspirasi, mendapatkan uang dan menunda pikun” kata Niken yang pernah menjadi jurnalis Solopos dan penulis aktif di Kompasiana ini.
Niken yang juga aktif sebagai penulis freelance ini, menyampaikan bahwa seorang penulis akan mendapatkan banyak hal dari kegiatan menulis, antara lain kebanggaan, terkenal, kehormatan, kekayaan, menjadi panutan, dan pahala amal jariyah. Orang yang suka menulis levelnya lebih tinggi dari orang yang tidak menulis.
Menulis juga bisa menyembuhkan karena dengan menulis orang bisa mengekspresikan apa yang dirasakan sehingga beban yang dipikul akan bisa lebih ringan. Menulis bisa menjadi obat bagi jiwa-jiwa yang lagi nestapa (self healing).
Seminar jurnalistik yang mengambil tema “Open The World With Online Journalism” ini bertujuan agar bisa memotivasi segenap siswa MAN 1 Surakarta bisa mencurahkan ide, gagasannya dalam bentuk tulisan. Menurut ketua panitia, Bintoro, seminar ini sebagai upaya untuk mengedukasi siswa dalam dunia literasi.
“Dunia siswa adalah dunia yang penuh dinamika. Pasti banyak hal yang menarik yang bisa diangkat menjadi tulisan. Apalagi di era digital ini, banyak media yang bisa dimanfaatkan untuk menyalurkan hasrat menulis, misal lewat blog, WhattsAp dan lain-lain”, kata Bintoro.
Kegiatan ini sangat positif dan harus terus diadakan. Menurut penanggungjawab program Boarding School, Rusdi Mustapa, yang mewakili kepala MAN 1 Surakarta Slamet Budiyono, menyatakan madrasah akan selalu mendukung semua kegiatan yang positif, termasuk literai.
” Literasi adalah kebutuhan. Literasi menjadi kegiatan yang harus di dorong apalagi pemerintah telah mencanangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Literasi online secara prinsip sama dengan literasi non online. Bedanya literasi online sifatnya sangat update sehingga siswa harus lebih cermat dalam menuangkan ide-idenya dalam bentuk tulisan. Menghindari sejauh mungkin tulisan yang berpotensi menimbulkan polemik”, kata Rusdi di sela-sela acara. (rma)