Surakarta – Pemerintah Kota Surakarta mengadakan Jambore Kerukunan Antar Umat Beragama bagi pelajar dari berbagai sekolah mengikuti Jambore Kerukunan Umat Beragama di halaman Makorem 074/Warastratama, Jl. Slamet Riyadi, Solo ,Rabu (21/10/2015). Kegiatan selama tiga hari dua malam (21-23 Oktober 2015) diikuti oleh peserta Jambore dari 100 remaja beragama Islam, 40 remaja Kristen, 20 remaja Katolik, 19 remaja beragama Hindu, 11 remaja beragama Budha dan 10 remaja Konghuchu.
Ketua Panitia Jambore Kerukunan Antar Umat Beragamaa, Sutarja mengatakan acara yang digawangi Pemkot bekerjasama dengan Makorem 074/Warastratama Surakarta, Kementerian Agama Kota Surakarta tersebut bertujuan untuk meningkatkan kerukunan dan persaudaraan antar umat beragama, khususnya di kalangan remaja.” Remaja sangat rentan terhadap pengaruh budaya yang negatif, sehingga dengan jambore ini bisa menciptkan iklim yang kondusif di kalangan remaja,” jelasnya.
Ia menambahkan, sasaran lain yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.” Dengan bertemu seperti ini, tidak ada perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya.” Tambahnya.
Ia mengharapkan setelah mereka pulang ke nantinya, pengalaman dan pengetahuan yang mereka dapatkan selama mengikuti Jambore selama 3 hati tersebut bisa di tukarkan di lingkungan mereka masing-masing.
Hadir dalam pembukaan Jambore tersebut Plt Wali Kota Surakarta H.Budi Suharto jajaran Muspida Surakarta,Pengurus Organisasi Keagamaan,Kasi Bimas Islam Kemenag Kota Surakarta Drs.H.Nasiruddin,M.Si juga terlihat dalam pembukaan itu.
Dalam sambutannya Plt.Walikota Surakarta Budi Suharto mengatakan, bahwa kegiatan Jambore ini diharapkan membantu menciptakan dan memelihara kerukunan umat beragama.Dengan kerukunan umat beragama, berarti membantu mewujudkan stabilitas dan suasana kondusif bagi Kota Solo.
“Keberagaman jika dikelola dengan baik, berdasarkan prinsip saling menghormati dan menghargai, dapat membuat sebuah pelangi kehidupan yang indah. Namun jika tidak dapat dikelola, maka akan menjadi virus-virus ketidakharmonisan,” paparnya,
Acara itu sendiri memang memiliki pesan yang sangat dalam saat sebagian orang lupa, maka melalui jambore kerukunan umat agama, kita kembali diingatkan akan indahnya sebuah perbedaan dalam kerukunan yang harmonis.
Dalam sambutannya Budi juga menghimbau kepada masyarakat, agar tidak terjebak dalam pandangan-pandangan sempit, yang akhirnya menimbulkan konflik.” Masyarakat jangan terjebak dalam pandangan-pandangan sempit, yang sering menimbulkan kesalahpahaman dan berlanjut dalam konflik yang berkepanjangan,” tandasnya.
Usai upacara pembukaan beberapa kegiatan langsung digelar.Kegiatan yang berlangsung hingga Jumat (23/10) itu, bakal diisi dengan berbagai diskusi tentang kerukunan umat beragama.Tak hanya itu,panitia juga menggelar kegiatan sosial, berupa donor darah dan penghijauan (Rhm)