Surakarta (Humas) – Menindaklanjuti SE Sekjen Kemenag RI Nomor 27 Th 2025 tentang Pelaksanaan Gerakan Kementerian Agama Aman Sejuk Rindang dan Indah (ASRI), Kementerian Agama Kota Surakarta bekerjasama dengan BAZNAS Kota Surakarta, melalui Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (PAKIS) mengadakan Workshop Pesantren Sehat dan ASRI (30/9/2025).
Bertempat di Aula R.Oesman Pudjotomo, kegiatan diikuti oleh masing-masing 2 pengelola dari 33 pondok pesantren se-Surakarta. Pada sesi pembukaan, hadir dan mendukung acara antara lain Kabag Kesejahteraan Rakyat Pemkot Surakarta, Endang Sabar Widiasih; Kepala DP3AP2KB diwakili Kabid Perlindungan Anak, Siti Dariyatini; serta narasumber dari Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan.
Dari Dinas Kesehatan Surakarta, Yusuf Bahtiar menjelaskan bahwa prosentase masalah kesehatan yang dialami pada anak usia sekolah adalah kasus anemia. “Sekitar 10,19% situasi gizi dan kesehatan per tahun 2024, adalah kasus anemia dibandingkan dengan masalah obesitas, gizi kurang, hipertensi dan masalah mental emosional,”ujarnya.
Yusuf menyatakan bahwa adanya POSKESTREN (Pos Kesehatan Pesantren) sangat strategis untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat, dalam rangka pencegahan dan pengendalian penyakit dan masalah kesehatan. “Dilaksanakannya CKG adalah bagian dari upaya mewujudkan masyarakat pesantren yang sehat, demikian juga perlunya upacaya pemecahan apabila ditemukan permasalahan pada hasil CKG,segera ditindak lanjuti agar betul-betul termonitor,”tuturnya.

Senada, narasumber Dinas Lingkungan Hidup, Prasetyoningsih menjelaskan adanya permasalahan terkait kesehatan dan kebersihan di lingkungan pesantren. “Penumpukan sampah dan limbah, masalah air bersih dan sanitasi, drainase dan genangan, penggunaan energy yang tidak efisien (listrik), kurangnya ruang terbuka, masalah kesehatan ingkungan dan adanya santri yang belum disiplin menjaga lingkungan,”tuturnya.
Permasalahan tersebut, dapat di urai dengan Penerapan Perilaku Ramah Lingkungan Hidup (PRLH). Dimulai dengan Kebersihan, Fungsi Sanitasi dan Drainase. “Dengan mengaktifkan piket, perbaikan toilet dan tempat cuci tangan, pembersihan drainase rutin, dan semacamnya,”jelasnya.
Pengelolaan sampah dengan reuse, recycle dan reduce kemudian penanaman dan pemeliharaan pohon/tanaman, konservasi air. “Upaya reuse untuk pemanfaatan kembali guna air, seperti memanfaatkan air wudhu untuk menyiram tanaman, pembuatan biopori, dan lain-lain,”lanjutnya.
Dilanjutkan dengan konservasi energy dan inovasi dengan memanfaatkan pengetahuan, keterampilan dan memanfaatkan potensi sumber daya lokal setempat. “Contohnya seperti mangrove menjadi makanan, jadi obat hepatitis, masker daun nangka dan sebagainya,”ujarnya.
Kasi PAKIS, Encep Moh Ilham sebelumnya melaporkan bahwa Kementerian Agama Kota Surakarta menyelenggarakan Workshop Pesantren Sehat dan Asri dengan tujuan meningkatkan kesadaran pengelola pesantren tentang pentingnya pola hidup bersih dan sehat, serta mewujudkan lingkungan pesantren yang bersih, nyaman, dan ramah santri. “Melalui kegiatan ini, Kemenag mendorong pengelolaan sanitasi, air bersih, dan kebersihan lingkungan sesuai standar kesehatan, sekaligus membentuk karakter santri yang disiplin menjaga kebersihan dan peduli lingkungan,”jelasnya.
Kepala Kankemenag Kota Surakarta, Ahmad Ulin Nur Hafsun membuka secara resmi kegiatan dengan berpesan bahwa santri yang sehat adalah generasi penerus. “Semua yang saat ini sedang di pesantren, sedang berupaya membekali diri dengan ilmu sebanyak-banyaknya untuk masa depan,dan tentu ikhtiar ini harus didukung dengan badan dan rohani yang sehat,”imbuhnya.
Ulin Nur mengingatkan untuk tidak boleh abai dengan kesehatan jasmani para santri, karena merupakan tanggungjawab wilayah pengelola/pengurus pesantren. “Mari kita berikhtiar membuat lingkungan pesantren sehat, ini sebuah langkah yang memang perlu diupayakan dengan serius, mari kita niati dengan baik, semoga berkah dan membawa manfaat untuk kita semua,”pungkasnya. (may)



















