Surakarta (Humas) – Kegiatan Senin pagi (28/7/2025) siswa-siswi MTs Negeri 2 Surakarta diawali dengan Sosialisasi oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Surakarta. Sosialisasi dilaksanakan di halaman MTs Negeri 2 Surakarta dengan narasumber Andriyani Soeharto.
Kegiatan ini diawali dengan beberapa penayangan video Madrasah Ramah Anak. Di dalam video tersebut terdapat banyak pelajaran bagi siswa-siswi, khususnya bagaimana menciptakan sekolah yang aman dan nyaman. “Video tersebut mengajarkan kita untuk menciptakan madrasah yang aman dan nyaman dengan mencegah adanya kekerasan,” ujar Andriyani.
Lebih lanjut, ia menegaskan terdapat tiga hal yang harus dihindari dalam perwujudan Madrasah Ramah Anak, khususnya bagi siswa-siswi MTs Negeri 2 Surakarta. “Tiga hal yang harus dihindari dari Madrasah Ramah Anak, yakni kekerasan, bullying (perundungan), dan intoleransi,”tuturnya.
Terdapat tiga kategori kekerasan, pertama, Kekerasan Fisik, seperti memukul dan menendang temannya sehingga menimbulkan kerusakan dalam tubuhnya. Andriyani memberikan beberapa solusi untuk mencegah adanya kekerasan fisik, “Cara mengatasi hal tersebut dengan cara menghindar atau mencari pertolongan kepada Bapak/Ibu guru, orang tua, bahkan Ketua RT/RW karena kekerasan fisik begitu berbahaya,”jelasnya.

Kedua, Kekerasan Verbal, yakni kekerasan yang menggunakan kata-kata. Narasumber mengajak para siswa dapat memanfaatkan ponsel dengan bijak agar tidak terjadi kesalahpahaman antar pengguna media sosial.
Ketiga, Kekerasan Sosial, memfokuskan kekerasan ini terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di media sosial, salah satunya pelecahan seksual, “Jangan mudah diajak berkenalan dengan orang yang tidak kita kenal. Mari jaga tubuh kita masing-masing agar terhindar dari kejahatan pelecahan seksual.”
Selanjutnya, hal yang harus dihindari para siswa adalah bullying (perundungan). “Bullying bisa terjadi antarteman, orang tua, bahkan oleh Bapak/Ibu guru. Oleh karenanya, penting mewujudkan Madrasah Ramah Anak,” tegasnya.
Demi membangkitkan mental para siswa yang pernah menjadi korban bullying, beliau memberikan sebuah motivasi dan solusi untuk menghadapi perilaku bullying, “Kalian tidak boleh merasa kecil hati, tunjukan prestasi kalian! Jangan diam! Selamatkan diri kalian dengan melapor ke Guru, Guru BK, bahkan kepada Dinas Perlindungan Anak,”lanjtnya.
Kemudian, hal ketiga yang perlu dicegah adalah sikap intoleransi. Andriyani mengaitkan hal ini dengan keberagaman masyarakat Indonesia. “Negara kalian beraneka ragam, tentu kalian tidak boleh saling mengejek, menghina, atau adanya perlakuan diskriminasi setiap anak hanya karena adanya perbedaan suku bangsa atau ras,” jelasnya.
Para siswa dan siswi begitu antusias mendengarkan sosialisasi tersebut, bahkan terdapat siswi yang berani menceritakan pengalaman nyatanya terkait bullying. Dengan begitu, segala informasi yang Beliau sampaikan dapat menjadi bahan pembelajaran bagi seluruh warga madrasah, tidak hanya bagi para siswa, tetapi juga bagi guru dan tenaga kependidikan.
Kemudian, di penghujung kegiatan, Andriyani meminta para siswa bernyanyi bersama terkait lagu Madrasah Ramah Anak, senyum ceria tampak di wajah mereka. Ia meminta anggota Organisasi Siswa Intra Madrasah (OSIM) berkumpul di depan sembari melontarkan slogan, “MTsN 2 Surakarta, Stop Kekerasan, Stop Bullying!”
Sementara itu, Koordinator Guru BK, Sukamti berharap kegiatan sosialisasi ini bisa membuka wawasan seluruh warga madrasah akan pentingnya menciptakan suasana belajar yang aman serta mendukung kesehatan mental peserta didik. Rahmawati, anggota Tim Madrasah Ramah Anak MTsN 2 Surakarta, menuturkan bahwa Madrasah Ramah Anak (MRA) bukan sekedar slogan. “Melainkan wujud komitmen kami untuk memastikan setiap anak merasa dihargai dan dilindungi hak-haknya,” ujarnya. Melalui kegiatan sosialisasi Madrasah Ramah Anak yang digelar oleh DP3AP2KB Kota Surakarta ini, diharapkan seluruh warga madrasah semakin sadar akan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan penuh kasih sayang bagi setiap siswa. Mari bersama-sama mewujudkan madrasah yang tidak hanya unggul dalam prestasi, tetapi juga peduli terhadap tumbuh kembang anak secara optimal baik fisik, mental maupun emosional. Karena anak-anak adalah aset bangsa, maka menciptakan ruang belajar yang ramah anak adalah tanggung jawab kita bersama. (sfr/my)