Kota Surakarta (Humas) – Dipimpin Plt. Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kankemenag Kota Surakarta, Bagus Sigit Setiawan, Rapat Koordinasi dan Persiapan Pemberangkatan Calon Jamaah Haji Kota Surakarta Tahun 1445 H/ 2024 M digelar pagi ini, Rabu (29/05/2024) dengan mengundang Petugas Kloter, Kepala KBIHU Surakarta, Karu dan Karom Haji Kota Surakarta, serta Tim Pemberangkatan Jamaah Haji Kota Surakarta.
Dalam rakor dan persiapan yang digelar bertempat di Masjid Al-Ikhlas Kankemenag Kota Surakarta, Hidayat Maskur (Kepala Kantor) sampaikan pesan penting dalam sambutannya. Tiga pesan penting dari Hidayat Maskur yaitu, pertama, kewajiban mengunduh aplikasi Kawal Haji yang baru saja dirilis oleh Kemenag RI. Wajib yang utama bagi petugas. Aplikasi ini penting karena berfungsi untuk monitoring dan penjagaan CJH, utamanya pada saat tersesat agar bisa cepat dilacak.
Pesan kedua, yaitu sampai dengan kloter 64 yang diberangkatkan dari Embarkasi Donohudan, banyak masalah kesehatan yang ditemukan. Kasus demensia, sampai dengan saat ini mendominasi jadi penyebab CJH dipulangkan ke Indonesia.
‘Total sudah ada tujuh orang yang dipulangkan. Demensia ini rata-rata, terjadi karena Jamaah tersebut kelelahan. Sehingga tiba-tiba linglung, bingung, lupa. Jadi sudah tidak fokus lagi, tidak tertarik dengan aktivitas atau hal apa yang akan dikerjakan,’ tutur Hidayat Maskur.
Oleh karena itu, ditegaskannya lagi agar proses Mangayubagyo di Pemkot nanti, apabila ada perwakilan dari KBIH diminta untuk memberikan sambutan, sampaikanlah dalam waktu yang singkat, sambutan yang singkat, lugas dan jelas. Agar kegiatan tersebut tidak memakan waktu lama, sehingga CJH tidak kelelahan.
Pesan yang ketiga, yakni adanya layanan fast track, cukup menguntungkan CJH. Pemeriksaan pasport dilakukan pada fast track ini. Meskipun fast track menguntungkan, CJH dihimbau agar membawa barang bawaan yang benar-benar diperlukan, yang sekiranya tidak menyulitkan untuk membawanya. CJH perlu diberikan pemahaman yang baik akan hal tersebut. Hidayat Maskur berharap para Petugas Haji dapat memberikan pemahaman yang baik kepada CJH akan hal tersebut.
Dilanjutkan oleh Bagus Sigit pada sambutan kedua, secara garis besar banyak membahas Resume Rapat Bersama Direktorat Bina Haji dan Umroh Kementerian Agama RI yang dilaksanakan hari Sabtu (18/05/2024) tentang Skema Murur dan Tanazul. Penekanan Bagus Sigit dalam menyampaikan resume rapat tersebut dengan ditambah informasi yang didapat dari penyelenggaraan ibadah haji tahun lalu, Bagus menilai penting menitikberatkan pada insiden pelanggaran yang dilakukan oleh KBIHU untuk Kemenag Surakarta mengambil sikap agar insiden pelanggaran tidak terjadi lagi.
Sejalan dengan maksud dari poin ke 1-4 pada resume, Bagus sangat mengharapkan peran KBIHU untuk menyukseskan program pemerintah dalam penyelenggeraan ibadah haji serta menjadi mitra yang kooperatif dan solutif terutama bagi Jamaah.
‘Saya harap KBIHU bisa benar-benar sejalan dengan Kemenag dalam memberikan pelayanan. Dan juga bisa solutif. Pelanggaran cukup jadi catatan pengalaman saja. Apabila di tahun ini saya mendengar ada KBIH dari Surakarta melanggar, saya tidak akan ragu untuk mengusulkan peninjauan ulang Ijin Operasional atau Ijin Usaha dari KBIH tersebut,’ tegasnya.
Diungkapkan pula olehnya, kronologi keputusan memberlakukan Murur bagi sebagaian Jamaah Haji yang diambil oleh Kementerian Haji Arab Saudi. Murur diberlakukan karena adanya pembangunan toilet berukuran besar di Muzdalifah, memakan lahan seluas hampir 2.000 m2. Sehingga, hal ini menyebabkan ruang yang terbatas di Muzdalifah-Mina dan dikhawatirkan Jamaah Haji tidak dapat seluruhnya tertampung.
‘Pada poin 10, dalam rangka antisipasi kepadatan Muzdalifah, Masyariq menawarkan untuk sebagaian Jamaah Haji melewati Muzdalifah pada pertengahan malam tanpa turun dan langsung menuju ke Mina (murur). Sedangkan Sebagian Jamaah Haji lainnya, seperti biasa turun di Mina,’ jelas Bagus.
Selanjutnya, Suyono (Petugas Ketua Kloter SOC 91) menyampaikan pesan agar dalam kurun waktu hari H pemberengkatan haji, para CJH tidak banyak mengikuti kegiatan atau beraktivitas. Intinya kembali lagi, tidak banyak kelelahan. Dan Suyono juga mengingatkan, bagi CJH yang punya keterbatasan mobilitas (gerak atau jalan), misalnya butuh kursi roda, siapkan sebaik mungkin, baik itu jasa pendorongnya ataupun dananya (untuk membayar jasa dorong kursi roda jamaah haji).
‘Terakhir, jangan mengumbar masalah ke grup atau media sosial. Alangkah lebih bijak dan baik jika mendapati masalah atau kendala, jadikan pembelajaran untuk diri agar terus berlatih sabar,’ pungkas Suyono. (rmd)