Surakarta – Kemenag Surakarta mendapat kunjungan langsung dari Densus 88 dengan tujuan ajak pemuda tangkal radikalisme dan terorisme di Kota Surakarta. Kompol Agus M.Si Subdit Kontra Ideologi Direktorat Pencegahan Densus 88 bersama rekan – rekannya mengajak pemuda tangkal radikalisme dan terorisme dimulai dengan menyampaikan materi mengenai radikalisme dan terorisme melalui kegiatan Dialog Kebangsaan yang dilaksanakan di Aula Kankemenag Surakarta(05/12). Tentunya kegiatan Dialog Kebangsaan dilakukan dengan tujuan untuk memperkokoh peran pemuda dalam menangkal radikalisme dan terorisme. Sehingga harapannya setelah berlangsungnya Dialog Kebangsaan yang dilakukan, para pemuda akan bergerak menangkal radikalisme dan terorisme dalam bentuk apapun di Kota Surakarta ini.
Kepala Kemenag Surakarta Hidayat Maskur turut menyampaikan sambutannya sebelum Dialog Kebangsaan dimulai sebagai bentuk ajakan dengan penuh semangat dalam mempertahankan keutuhan NKRI, “Saya bangga hari ini bisa bertemu dengan para tokoh – tokok pemuda di Kota Surakarta, tentu rasa bangga ini harus kita ikuti pula dengan kebersamaan kita yang memiliki satu visi dan tekat yaitu untuk mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sepanjang masa. Rasa tekat ini perlu kita bangun secara sinergi bersama – sama. Maka mari kita selalu merawat kebhinekaan, merawat perbedaan, karena kita adalah bangsa yang besar dan harus menunjukkan kebesaran kita dihadapan dunia ini,” Tuturnya.
Selanjutnya Dialog Kebangsaan berlangsung dan menciptakan beberapa pertanyaan dari para peserta. Diantaranya yaitu menanyakan sejauh mana tindakan seseorang bisa dikatakan tindakan radikalisme dan dijawab oleh Kompol Agus. Ciri gerakan radikalisme diantaranya yaitu seseorang atau sekelompok orang yang berkeinginan untuk mengubah kebiasaan yang sudah melekat pada masyarakat sesuai dengan keinginannya yang akan menimbulkan efek konflik.
Dipenghujung acara, Kasubbag TU Kankemenag Surakarta Bagus Sigit ikut menambahkan terkait pembahasan yang dilakukan, “Orang – orang yang bisa dikatakan melakukan tindakan radikalisme sebenarnya banyak ditemui, seperti orang – orang yang lazim membahas ketidaksetujuan atas sistem negara. Dengan ketidaksetujuannya dan membeberkannya, akan membuat kelompok yang tidak menyukai tatanan negara juga dan akan menyebabkan konflik antar kelompok. Sehingga mari kita tanamkan memegang teguh dengan keyakinan untuk mengubah negara menjadi tatanan yang lebih baik namun tidak dengan cara kerusuhan,” ujarnya. (nv/my)