Gedung Gereja Victory Indonesia (EFATA) Tirtoyoso Manahan Surakarta diresmikan oleh Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka dengan penandatangan prasasti. Secara simbolis peresmian dihadiri oleh Wakil Walikota Surakarta, Teguh Prakoso didampingi Penyelenggara Kristen, Anang Budi Cahyono mewakili Kakankemenag Kota Surakarta (31/05). Hadir pula Ketua FKUB Kota Surakarta, Mashuri yang berkenan memimpin pembacaan doa dan sambutan dalam kegiatan tersebut.
Anang membacakan sambutan Kepala Kantor, dan menyampaikan bahwa gereja adalah pondasi moral dan rohani bagi masyarakat, kemudian mengajak seluruh hadirin menjaga komitmen untuk memperkuat iman, persaudaraan, dan pelayanan kepada sesama. Di era modernisasi serta globalisasi yang sarat dengan kemajuan teknologi informasi, apabila tidak dimanfaatkan secara bijaksana maka akan memunculkan perilaku yang negatif dan cenderung mementingkan diri sendiri. Apabila kondisi tersebut berlangsung terus tanpa adanya upaya untuk mengendalikannya, bukan tidak mungkin umat manusia akan semakin jauh meninggalkan nilai-nilai moralitas dan sifat kemanusiaannya. “Dengan diresmikannya gedung Gereja Victory Indonesia (GVI) EFATA Tirtoyoso saat ini, hendaknya dapat kita maknai sebagai suntikan semangat untuk memberdayakan dan mengembangkan diri menjadi gereja yang moderat,”ujarnya.
Sementara itu, Wakil Walikota Surakarta, Teguh Prakoso menilai bahwa Kota Surakarta telah menerapkan moderasi beragama dengan baik dan ia berharap kedepannya moderasi beragama di Surakarta semakin kuat. “Dengan adanya gereja juga dapat menjadi tempat untuk membangun kerukunan dan menciptakan moderasi beragama,”tuturnya. Hadir pula Ketua FKUB, Mashuri dalam sambutannya menyampaikan bahwa pembangunan gedung bukanlah yang utama. “Karena yang lebih penting, adalah membangun spirtual, mental, dan hati agar umat kristiani GVI Efata semakin menghayati apa yang diajarkan Tuhan dalam kehidupan sehari-harinya,”tuturnya. Di akhir sambutannya, Mashuri berpesan pada seluruh hadirin. “Apalah artinya sebuah bangunan yang megah, tanpa diimbangi dengan “kemegahan” sikap dan perilaku serta iman pemeluknya,”pungkasnya. (may)