Surakarta – Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kota Surakarta menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw 1438 Hijriah, di Aula Korem 074/Warastratama Surakarta, Kamis, (14/12).
Dalam acara yang ini dihadiri semua unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Surakarta, instansi pemerintah vertikal, Swasta, TNI, Polri, Ulama dan Tokoh Masyarakat panitia menghadirkan pembicara KH Muhajir dari Boyolali yang akan memberikan tauysiah
Muslim Umar, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta yang juga Ketua PHBI, acara menyampaikan acara ini diadakan di gedung Warastratama karena salah satunya kondisi gedung pendapi gedhe Kota Surakarta masing dalam renovasi. Ini sekaligus memberikan kesempatan pada dinas atau instansi lain anggota PHBI menjadi tempat penyelenggara.
“Ke depan inovasi acara ini bisa diteruskan dengan bimbingan dan arahan bapak Wali Kota Surakarta,” ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada komanda Korem 074/Warastratama Surakarta yang sudah menerima dan menjadi tuan rumah peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw.
Sementara itu, Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo atau yang akrab disapa Rudy, mengatakan, dalam memperingati Maulid Nabi berharap umat Islam untuk senantiasa meneladani nabi Muhammad sebagai sosok keteladanan dan panutan. Beliau (Muhammad) adalah pemimpin yang tegas namun lemah lembut dan mampu memberikan kesejahteraan umat manusia tanpa diskriminasi.
“Kepemimpinan beliau (Nabi Muhammad SAW) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, perlu dicontoh terutama dalam mengelola kemajemukan masyarakat, masalah perbedaan tidak perlu dipertentangkan, lebih-lebih masalah perbedaan agama,” papar Rudy.
Menurutnya, masyarakat Madinah yang dibangun Nabi Muhammad SAW adalah bukti bahwa kemajemukan masyarakat dapat hidup damai dan berdampingan satu dengan yang lainnya. Peringatan Maulid Nabi adalah momentum penting dalam mengimplementasikan nilai-nilai Kepemimpinannya dalam mengelola kemajemukan masyarakat.
Untuk itu, Ia mengajak kepada warga Solo dan khususnya Umat Islam untuk dapat saling menghormati dan menghargai satu dengan yang lainnya. Jika ada suatu masalah dapat dikomunikasikan dengan instansi atau lembaga terkait.
“Kita hidup di negara Pancasila yang menjunjung tinggi nilai-nilai keTuhanan dalam setiap peri kehidupan bermasyarakat dan berbangsa,” jelas Rudy.
“Marilah kita saling menghormati dengan penganut agama lain sebab kita hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain dalam bingkai NKRI yang harus dihormati,” imbuhnya.
Menurutnya, momentum Maulid Nabi tidak hanya membangun kesalehan pribadi, namun juga menciptakan kondisi kesalehan sosial. Masalah perbedaan tidak perlu dipertentangkan, lebih-lebih masalah perbedaan agama. Perbedaan adalah rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa.
Pihaknya juga mengajak segenap hadirin untuk bahu membahu dalam membangun Kota Solo dengan mengembangkan 5 budaya, yaitu budaya gotong royong, budaya memiliki, budaya merawat, budaya menjaga dan budaya mengamankan Kota Solo sehingga terwujud masyarakat Solo yang waras, wasis, wareg, mapan dan papan. (rma)