Surakarta – Dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1440 Hijriah, MTs Negeri 2 Surakarta menyelenggarakan pengajian yang dirangkai dengan pemberian santunan kepada peserta didik yang yatim atau yatim piatu. Pengajian yang dilaksanakan pada Jumat, 21 September 2018 itu diikuti oleh seluruh peserta didik madrasah, Bapak/Ibu guru serta karyawan yang ditempatkan di halaman madrasah.
Setelah peserta didik berdoa dan tadarus di kelasnya masing-masing, mereka dikumpulkan di halaman madrasah, duduk berjejer rapi untuk mengikuti pengajian yang diisi oleh mubaligh Burhanudin Sodiq.
Dalam sambutannya Bukori selaku kepala madrasah mengatakan bahwa peringatan tahun baru hijriyah menjadi ajang untuk mewujudkan dan pembentukan karakter peserta didik dalam hal pendidikan maupun non pendidikan.
“Anak-anakku, marilah di momen peringatan tahun baru islam ini, anak-anakku dapat berhijrah. Berhijrah dari prilaku yang kurang disiplin menjadi disiplin, berhijrah dari yang dulunya sholatnya masih malas-malasan sekarang harus memiliki semangat untuk sholat dan tepat waktu”, kata Bukori.
Sedangkan dalam tausyiahnya, Ustadz Burhanudin Sodiq mengatakan bahwa di tahun baru hijriyah ini kita harus menjadi pribadi yang lebih baik. Di tahun baru hijriyah ini kita harus mampu memperbaiki diri kita menjadi lebih baik. Hijrah yang berarti berpindah harus kita artikan berpindah dari yang kurang baik menjadi lebih baik, terangnya.
Ustadz Burhanudin Sodiq juga menyampaikan tentang hal-hal yang bisa dilakukan untuk merubah diri kita menjadi lebih baik. Diantaranya adalah perbaiki sholat, meramaikan masjid, memberikan sedekah, dan membantu orang yang kesulitan.
Isi pengajian juga menyoroti mengenai pergaulan anak remaja saat ini. Tema yang ringan dan cukup menghibur membuat peserta didik antusias mengikuti pengajian dari awal hingga akhir. Selain tema yang menarik, pembawaan santai Ustad Burhanudin Sodiq juga menambah semarak pengajian. Tak pelak, gelak tawa dari siswa-siswi mewarnai jalannya pengajian. Isi pengajian juga diwarnai dengan sentilan-sentilan kecil namun cukup mengena pergaulan anak zaman sekarang. Ustad Burhanudin juga memberikan contoh mengenai pergaulan yang dilarang. Contoh-contoh yang diberikan pun disampaikan dengan candaan, sehingga para siswa pun bisa menangkap dengan mudah isi pengajian.
Dalam pengajian ini peserta didik diberi tugas untuk membuat rangkuman isi pengajian. Dengan adanya tugas tersebut, peserta didik benar-benar memperhatikan dan menyimak apa yang disampaikan oleh pembicara. Rangkuman isi pengajian dikumpulkan kepada wali kelas masing-masing. (sdq)