Surakarta (Humas) – Kepala Kankemenag Kota Surakarta, Ahmad Ulin Nur Hafsun hadir dalam pertemuan tokoh lintas agama (17/02). Didampingi Penyelenggara Zawa, Arif Ansori sekaligus sebagai anggota tokoh lintas agama, Ahmad Ulin menyampaikan tentang peran kementerian agama dalam mencapai tujuan toleransi sampai pada kerukunan umat beragama.
Dalam pertemuan tersebut, hadir pula Kepala Biro Politik Kedubes Jepang, Tanaka. Disampaikan bahwa ilmu kesopanan, disiplin, budi pekerti yang berkaitan dengan akhlak di ajarkan pada anak-anak sebelum usia SD. Sehingga pembelajaran paling dini, adalah pendidikan akhlak.
Pertemuan Lintas Agama dihadiri oleh beberapa tokoh agama dari 6 agama dan 1 kepercayaan. Ketua Yayasan Perdamaian Lintas Agama (YPLAG) Hilmi Ahmad Sakdillah, menyampaikan bahwa pertemuan kali ini sangat special karena dihadiri oleh tamu-tamu special. “Dari Bapak Ahmad Ulin, silakan jika ada yang mau menanyakan tentang isu-isu, kendala, permasalahan yang terjadi di wilayah setempat, berkaitan dengan kerukunan,”terangnya. Ia juga melanjutkan, bahwa tamu special dari Jepang juga menjadi tamu special. “Ada yang bertanya tentang kesempatan pendidikan atau tukar pelajar, bisa langsung ke Mr. Tanaka,”lanjutnya.

Ahmad Ulin, dalam penyampaiannya juga menerangkan tentang hadirnya CTC yang akan ditanam di setiap KUA Kecamatan. Ia berharap layanan untuk semua agama dapat segera mudah didapatkan oleh masyarakat lewat KUA, yang hadir lebih dekat yaitu di tingkat kecamatan. “Terima Kasih untuk Mr. Tanaka yang sudah meluangkan waktunya, untuk bisa berjumpa dengan kami, tentu silaturahim ini akan embawa manfaat baik selanjutnya,”tuturnya.
Tanaka menceritakan kehidupan dan berjalannya poses pendidikan di Jepang. Sebuah fakta bahwa di Jepang, sebuah negara yang bukan negara Islam, namun nilai-nilai Islam sudah sangat melekat dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tidak kemudian menyurutkan semangat untuk mencitakan kehidupan yang harmonis, karena Indonesia merupakan negara yang religious. “Menyadarkan kita bahwa agama yang kita anut masing-masing, tentu akan bisa lebih menciptakan kondisi yang indah, nyaman, damai jika masing-masing kemudian betul-betul menerapkan nilai agama dalam kehidupannya,”ujar Anwar, salah satu tokoh yang hadir. (may)