Madrasah Ibtidaiyah (MI) Negeri Surakarta laksanakan Program Outing Class. Pelaksanaan program tersebut bertujuan untuk memberikan keterampilan dan keahlian dasar tertentu sebagai sarana menumbuhkan kreativitas siswa. Outing Class yang merupakan metode belajar yang menyenangkan, dilakukan siswa siswi MI Negeri Surakarta dengan pergi ke Kampung Batik Solo untuk belajar membatik dan dan Produk Gerabah Klaten. Sebelum diberangkatkan, Kepala MIN Surakarta — Anik Ustadah menyampaikan sambutannya sebagai pesan untuk siswa siswi agar berhati – hati saat pelaksanaan program outing class dan ia berharap selama pelaksanaan tak terkendala suatu apapun,
“Anak – anakku sekalian, jadi setelah ini kalian akan melakukan outing class. Apa itu outing class? Outing class ialah metode pembelajaran di luar sekolah. Nanti kalian akan pergi ke Kampung Batik dan Produk Gerabah lalu belajar membatik damn membuat gerabah disana. Diingat, selama disana kalian harus menaati arahan dari Bapak/Ibu Pendamping, harus selalu mengikuti aba aba dari Bapak/Ibu Guru Pendamping. Setelah sampai di juga harus tetap memegang teguh Akhlakul Karimah, bicaranya, tutur katanya, perilakunya harus sopan santun,”ujarnya.
Setelah sampai di Kampung Batik Solo siswa siswi MI Negeri Surakarta kelas 1 dan 2 bertemu dengan Pandono selaku pemilik usaha Batik Abstrak Pandono. Batik Abstrak Pandono sendiri telah berdiri sejak lama bahkan merupakan usaha batik yang sudah berjalan selama Tiga Generasi, namun untuk SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) baru diperoleh sejak tahun 2000. Selain memproduksi berbagai bentuk produk batik seperti kain, kaos, kemeja dan lainnya, Batik Abstrak Pandono juga sering menerima permintaan pelatihan membatik seperti yang dilakukan siswa siswi MI Negeri Surakarta. Siswa siswi MI Negeri Surakarta dibina mulai dari proses membatik menggunakan canting hingga mewarnainya. Pandono mengatakan bahwa kunci sukses dalam usahanya ialah “Jangan pernah takut mencoba dan Kita jangan sampai kehilangan sesuatu yang merupakan warisan budaya kita sendiri,” terangnya. Anak-anak mulai menebalkan pola dengan menggunakan canting dan malam yang telah disediakan, dilanjutkan dengan pewarnaan dan pengeringan. Mereka terlihat sangat antusias dan tak malu untuk bertanya untuk menambah pengetahuan.
Begitu pula dengan kelas 3 sd 6 yang melaksanakan outing class di Produk Gerabah Klaten. Anak-anak melihat secara langsung proses pembuatan produk oleh pelaku untuk kemudian ikut mempraktekkan. Diawali dengan persiapan tanah liat, pembentukan hingga penjemuran dan pembakaran. (nv/my)