Kota Surakarta (Humas) – Usai mengukuhkan Tim Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf, keseriusan Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Surakarta melalui Penyelenggara Zakat dan Wakaf (Zawa) mengoptimalkan potensi wakaf bagi kesejahteraan umat di kota Surakarta tidak berhenti sampai di situ saja. Kali ini, dalam rangka mempercepat digitalisasi dan penguatan kebijakan pengelolaan harta benda wakaf bergerak berupa uang, Gara Zawa Kankemenag Kota Surakarta kembali menggandeng Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan Bank Indonesia (BI) Kota Surakarta memperkuat kolaborasi. Kolaborasi ini penting untuk ditindakan mengingat prioritas meningkatkan tata kelola wakaf di Indonesia, sangat penting dan sangat besar manfaatnya bagi kesejahteraan umat.
Senin (24/02/2025), telah dilangsungkan pembahasan dalam rapat koordinasi (rakor) yang dikemas dalam kelompok diskusi terbatas di Kantor Majelis Pendayagunaan Wakaf Muhammadiyah, Jalan Abdul Muis Nomor 52, Kota Surakarta. Perwakilan nazhir Kota Surakarta turut dihadirkan dalam rakor tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Penyelenggara Zawa Kankemenag Kota Surakarta Arif Ansori, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, BWI, dan BI dalam mengembangkan tata kelola wakaf yang lebih modern dan efisien. “Kemenag sebagai regulator berperan dalam memperkuat kebijakan, pengawasan, dan proses bisnis pengelolaan wakaf, termasuk digitalisasi sebagai langkah untuk mempercepat transformasi ini,” ujar Arif Ansori.

Arif Ansori tak luput juga menyebut pentingnya peran BWI yang bertindak sebagai nazhir, memiliki tanggung jawab besar dalam mengelola wakaf sesuai dengan regulasi yang berlaku, khususnya merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Pasal 46 yang mengatur tentang pelaksanaan wakaf. Merujuk pada peraturan tersebut tentunya diharapkan optimalisasi peran BWI dalam mengelola harta benda wakaf, tak terkecuali wakaf uang dapat diwujudkan.
“Pada kesempatan yang sama, kolaborasi antara Kemenag dan BWI juga difokuskan pada pengembangan wakaf uang dan wakaf melalui uang. Platform ini dikuatkan dengan Surat Edaran Menteri Agama Nomor 05 Tahun 2024 tentang Gerakan Wakaf Uang bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), Peserta Didik dan Masyarakat di lingkungan Kementerian Agama, serta mendukung program Gerakan Indonesia berwakaf sebagai langkah strategis untuk mendorong partisipasi masyarakat,” imbuh Arif Ansori.
Joko Purnomo mewakili Bank Indonesia menyatakan komitmen BI untuk mendukung digitalisasi tata kelola wakaf tanpa intervensi langsung. “BI akan berperan sebagai fasilitator yang memperkuat infrastruktur digital dan kapasitas manajerial, serta memberi dukungan pelatihan bagi sumber daya manusia (SDM) di BWI dan Kementerian Agama,” ungkap Joko Purnomo.
Sementara itu Sudarno ketua BWI Kota Surakarta memberikan apresiasi kepada Kemenag dan BI atas terselenggaranya kegiaatan rakor ini dan berharap tata kelola harta benda wakaf bergerak berupa uang ke depan akan lebih baik lebih maju dan lebih efisien. (ksm/ rmd)