Surakarta (Humas) – Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (MGMP PAI) SMP Kota Surakarta menyelenggarakan Pembinaan Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) SMP dan Sosialisasi Lomba MAPSI 2025 tingkat Kota Surakarta, Senin (15/9/2025) di Aula SMP Negeri 25 Surakarta.
Kegiatan diikuti oleh guru Pendidikan Agama Islam tingkat SMP dari unsur Dinas Pendidikan, Kemenag Surakarta, PPPK, hingga sekolah swasta. Ketua MGMP PAI Kota Surakarta, Nur Alim, membuka kegiatan secara resmi. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya kesiapan teknis menjelang pelaksanaan MAPSI.
“Merujuk pada pelaksanaan di tingkat provinsi, maka juknis yang ada perlu benar-benar dipahami agar kegiatan MAPSI di Kota Surakarta dapat berjalan dengan lancar dan sukses,” ujarnya.
Kegiatan ini turut dihadiri Kepala Kankemenag Kota Surakarta, Ahmad Ulin Nur Hafsun, didampingi oleh Pengawas Pendidikan Agama Islam SMP, Fuadah. Adapun Kasi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam diwakili oleh staf pengadministrasi, Rohmad Rois.
Dalam arahannya, Kepala Kankemenag menyampaikan beberapa poin penting, di antaranya terkait hak penerimaan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi guru PAI yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan Kota Surakarta. Ia menegaskan bahwa koordinasi dengan Walikota hingga DPRD sudah dilakukan berulang kali.

“Komunikasi sudah kami lakukan sejak lama, bahkan verifikasi data guru juga telah beberapa kali dilaksanakan. Kini kita tinggal menunggu kabar baiknya, semoga bisa segera terealisasi,” jelas Ulin Nur.
Selain itu, ia juga menekankan implementasi Asta Protas Kemenag RI dalam tugas guru agama Islam. “Guru PAI adalah ujung tombak dalam membentuk karakter siswa. Maka nilai-nilai Asta Protas perlu dipahami, agar pembelajaran semakin relevan dengan kebutuhan zaman,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Ulin Nur juga menyampaikan layanan Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS). Guru PAI SMP diminta untuk berkoordinasi dengan Kepala KUA di kecamatan masing-masing guna menjadwalkan kegiatan tersebut.
Sebagai wujud layanan pengawasan dan pembinaan berkelanjutan, Kemenag Surakarta menegaskan komitmennya untuk terus mendampingi guru PAI, baik melalui penguatan kompetensi pedagogik, inovasi pembelajaran, maupun pemahaman kebijakan terbaru.
Pembinaan ditutup dengan materi dari Pengawas PAI SMP, Fuadah, yang menyampaikan pentingnya penerapan konsep Deep Learning dan Kompetensi Guru 2025 . “Pembelajaran tidak bisa hanya mengandalkan metode ceramah. Jika terlalu monoton, siswa bisa merasa bosan. Guru PAI harus berinovasi agar pembelajaran lebih interaktif dan bermakna,” pesannya.
Dengan adanya pembinaan ini, diharapkan guru PAI SMP Surakarta semakin siap menghadapi Lomba MAPSI 2025, sekaligus meningkatkan kualitas pembelajaran agama Islam di sekolah. (may)




















