Kota Surakarta (Humas) – Mengemas proses kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dewasa ini sangat penting dilakukan sebagai salah satu upaya berinovasi. Kegiatan outing class bisa menjadi salah satu yang saat ini sedang marak menjadi andalan sekolah-sekolah di wilayah kota Surakarta. Salah satunya yakni RA Nurul Huda.
Kamis (07/11/2024), RA Nurul Huda yang telah menjalin kerjasama dengan Rumah Jahit Aqila Modiste yang terletak tidak jauh dari lokasi sekolah, kembali menyelenggarakan kegiatan outing class yang disesuaikan dengan topik pembelajaran untuk dua pekan kedepan, “Masya Allah, Indahnya Pakaian Syar’i”. Siswa yang menjadi peserta dalam outing class kali ini yaitu siswa-siswi dari kelompok B, yang terdiri dari 61 anak.
Wulandari selaku Kepala RA Nurul Huda, menyampaikan bahwa, “Outing class kali ini, kami memilih Rumah Jahit Aqila Modiste karena kami bermaksud untuk memaksimalkan sumber daya yang ada di lingkungan sekolah. Misalnya rumah jahit ini, jadi kami (guru dan siswa) tidak perlu jauh-jauh menempuh perjalanan keluar. Cukup berjalan kaki saja,” ungkap Wulandari tersenyum.
Sesampainya di Rumah Jahit Aqila Modiste, siswa-siswi yang sudah dikenalkan lebih dahulu oleh guru di sekolah mengenai sejarah, manfaat, proses membuat hingga adab berpakaian, mengamati secara langsung proses produksi pakaian serta bahan dan alat yang digunakan, dari penjelasan dan praktek yang diberikan oleh Bunda Yamti selaku Pemilik.
Siswa-siswi RA Nurul Huda terlihat sangat antusias menyimak. Setelah itu, anak-anak diberi kesempatan untuk melihat dan mempraktekkan cara menjahit dengan mesin jahit dengan didampingi oleh Guru dan Pemilik Rumah Jahit. Malik, salah satu siswa dari kelompok B2, mengungkapkan rasa senangnya karena bisa belajar di Rumah Jahit Aqila Modiste dan juga bisa menjahit langsung dengan mesin jahit.
Sarkin selaku Pengawas Madrasah Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta yang juga selaku pembina dan pendamping RA Nurul Huda mengapresiasi kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan melalui outing class ke Rumah Jahit Aqila Modiste. Menurutnya, dengan mengajak anak-anak ke tempat proses pembuatan pakaian secara langsung, para Guru dapat mengajarkan kepada siswa untuk tekun, teliti, sabar, dan hati-hati.
“Saya mengapresiasi kegiatan ini. Dengan mengajak anak-anak ke tempat proses pembuatan pakaian atau baju secara langsung, berarti Guru tidak verbalisme. Mulai dari melihat, memegang dan bahkan ada yang mencobanya, anak-anak bisa tahu kalua ternyata membuat pakaian memerlukan waktu yang tidak sebentar dan butuh ketelatenan,” ungkap Sarkin.
Wulandari juga berharap, melalui outing class kali ini, setiap siswa bisa menghargai dan menghormati semua pekerjaan atau profesi. Siswa-siswi RA Nurul Huda sejak dini telah diajarkan dan ditanamkan sebuah nilai bahwa setiap individu memiliki bakat dan keunggulan masing-masing. Setiap orang, setiap profesi, satu dan lainnya sama-sama berharga, saling berhubungan, saling membutuhkan dan tidak boleh ada yang dianggap rendah.
“Kelak, apabila anak-anak telah dewasa, ada yang memiliki keterampilan dan menekuni bidang tata busana, mereka bisa menjadikan aktivitas menjahit pakaian sebagai aktivitas hobi yang menghasilkan. Tetap semangat dan semoga makin sukses untuk RA Nurul Huda Surakarta!,” pungkas Wulandari. (wln/ rmd)