Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Kementerian Agama, Muhammad Zain, memberikan Pembinaan dan Pemantapan Moderasi Beragama bertempat di Gedung Pusat Pembelajaran Terpadu Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Surakarta, jum’at (16/6/2023). Acara diikuti oleh segenap guru dan tenaga kependidikan MAN 1 Surakarta.
Dalam sambutan selamat datang, Slamet Budiyono, selaku kepala MAN 1 Surakarta, mengucapkan terima kasih atas kehadiran Direktur GTK di MAN 1 Surakarta.
“Saya sangat berbahagia karena di sela-sela jadwal yang padat, bapak berkenan memenuhi permohonan kami untuk datang ke MAN 1 Surakarta. Semoga bapak direktur GTK selalu diberikan kesehatan, keselamatan, fit kondisinya sehingga bisa selalu membimbing kita semua. Dalam kegiatan ini juga dihadiri oleh 16 guru-guru MAN 1 Surakarta yang telah lolos seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK). Harapan kami seluruhnya bisa ditempatkan kembali di MAN 1 Surakarta. Tentu sangat membahagiakan bisa berfoto bersama Direktur GTK Madrasah Kemenag,” kata Slamet Budiyono.
Dalam paparannya, Muhammad Zain menyampaikan bahwa nasionalisme dan NKRI sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi. “Mengutip sebuah survei yang dilakukan terhadap warga dunia pada 2017, diberikan pertanyaan “jika negara anda hancur/chaos, kemana anda akan berada ?”. Sebanyak 78% memilih Indonesia sebagai tempat untuk bermukim. Anak-anak kita harus diberitahu bahwa Indonesia kita yang pancasilais ini menjadi pilihan terbaik warga dunia,” kata Muhammad Zain. Terkait tugas sebagai Direktur GTK, Muhammad Zain menyebutkan dengan “4K”.
Yang pertama, Peningkatan Kualitas Guru. Menteri Agama telah mengeluarkan Peraturan Menteri No. 1/2020 mengenai Mekanisme Pengangkatan Guru, disebutkan harus S1 dan tahu baca tulis Al Qur’an. Alhamdulillah 2 tahun terakhir tercatat 17 ribu sudah S1.
Yang kedua, Kompetensi Guru. Guru harus beradaptasi dengan perkembangan IT. Guru saat ini tidak lagi bersaing dengan sesama guru tapi dengan robot. Fenomena kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) harus disikapi guru. Lawan anak-anak kita nanti adalah AI. Yang paling harus diberikan pengertian pada anak adalah mereka harus meninggalkan pekerjaan kasar dan beralih menggunakan otaknya (Critical Analysis). Cara berfikir kritis ini bisa dipelajari.
“Anak perlu diajari tata cara bertanya dengan 5W 1H, bagaimana memilih diksi-diksi yang harus disampaikan saat bertanya, bagaimana menata sebuah pertanyaan. Karena kemampuan bertanya menunjukkan tingkat intelektualitas seseorang. Pertanyaan yang baik menurut Socrates adalah separuh dari jawaban,” kata Muhammad Zain.
Yang Ketiga, Karier. Setelah menjadi Direktur GTK, salah satu yang ingin dilakukan percepatan adalah terkait kenaikan pangkat guru. Saat ini untuk naik pangkat golongan IVa ke atas hanya butuh waktu cukup 14 hari. Tidak perlu menggunakan kertas, cukup gunakan handphone dan tanpa biaya. Setelah data kami tarik dari Simpeg 5 Kepegawaian maka proses bisa dipercepat.
“Gus Men berpesan pada saya agar jangan lagi membebani guru yang sudah capai dengan tugas mencerdaskan anak dengan beban-beban administrasi. Untuk pangkat IV a yang menjadi wewenang saya bisa saya intervensi. Untuk pangka III d ke bawah diupayakan hal yang serupa. Kesemuanya agar guru memiliki kepastian dan kecepatan dalam proses kenaikan pangkat yang otomatis masuk di handphone masing-masing. Kita sudah bergerak on the track memperbaiki kenaikan pangkat guru. Dan K yang keempat adalah Kesejahteraan guru. Ada berbagai program yang diluncurkan untuk memenuhi kesejahteraan guru, antara lain: pembayaran TPG (Tunjangan Profesi Guru), Bantuan Insentif Guru bagi mereka yang Non PNS dan belum sertifikasi, Tunjangan Khusus bagi guru yang bekerja di wilayah 3 T atau terkena bencana, dst, ” pungkas Muhammad Zain.