Kota Surakarta (Humas) – Jumat (1/8/2025), Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta Ahmad Ulin Nur Hafsun membersamai kunjungan Studi Tiru dari jajaran Kankemenag Kota Cirebon bersama Forum Kerukunan Umat Bergama (FKUB) dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol). Agenda studi tiru tersebut bertujuan untuk berbagi best practice dalam penguatan kerukunan umat beragama dan moderasi beragama di tengah kondisi masyarakat yang majemuk di Kota Surakarta.

Kunjungan Pertama: Berbagi Strategi FKUB Kota Surakarta
Kunjungan studi tiru yang pertama yaitu ke Kantor FKUB Kota Surakarta yang berlokasi di Gedung Sekretariat Bersama (Sekber) Kepatihan Wetan, Kota Surakarta. Rombongan disambut hangat oleh Ketua FKUB Kota Surakarta KH. Mashuri beserta jajaran. Diskusi yang berlangsung mengalir pada fokus tiga hal, meliputi penanganan isu sosial keagamaan, sinergi antar lembaga, dan keunikan struktur di mana FKUB Koa Surakarta memiliki kepengurusan hingga tingkat kelurahan.
“Gema FKUB adalah garda terdepan kami, memasukkan generasi muda untuk merawat kerukunan. Ini yang membuat model kerja kami lebih unggul dan berbeda,” papar KH. Mashuri.
KH. Mashuri juga menambahkan bahwa dukungan Kepala Kankemenag Kota Surakarta, merupakan kunci keberhasilan karena Kankemenag adalah bridge builder antara Pemerintah dan Komunitas Agama.

Kunjungan Kedua: Jejak Kerukunan di Gereja Katolik St. Antonius Padua
Kunjungan studi tiru kedua mengarah ke Gereja Katolik Paroki Santo Antonius Padua, Purbayan. Di sini, rombongan mempelajari praktik dialog antaragama dan peran gereja dalam membangun toleransi. Kankemenag Kota Cirebon banyak mendapatkan penjelasan yang menekankan pentingnya pendekatan bottom-up melalui forum-forum interreligius yang berpotensi difasilitasi oleh Kemenag.

Kunjungan Ketiga: Sudiroprajan, Kampung Moderasi yang Menginspirasi
Titik akhir kunjungan adalah Kelurahan Sudiroprajan, yang dikenal sebagai “Kampung Moderasi”. Lurah Sudiroprajan Agustinus Deny Khristiawan (akrab disapa Deny) menyambut dengan antusias, “Kami bangga menjadi bagian dari gerakan moderasi beragama yang diinisiasi Kementerian Agama.”
Kepala KUA Kecamatan Jebres Ghofar Ismail dan Ketua KAPOKJALUH Pardi turut mendampingi, menyoroti program seperti pelatihan kerukunan berbasis komunitas. Deny menceritakan sejarah tentang bagaimana penghargaan Kampung Moderasi berhasil didapatkan, termasuk inovasi cultural festival yang melibatkan lintas agama.
Penutup: Apresiasi dan Komitmen Bersama
Kankemenag Kota Cirebon memberikan apresiasi atas keterbukaan Kota Surakarta berbagi pengalaman. “Kami pulang dengan banyak ide untuk diterapkan, terutama model FKUB hingga kelurahan dan peran aktif Kankemenag sebagai katalisator,” ujar Kepala Kankemenag Kota Cirebon Riana Anom Sari.
Ahmad Ulin Nur Hafsun menutup, “Ini bukti bahwa kerukunan bukan hanya wacana, tapi aksi nyata. Kota Surakarta siap menjadi laboratorium kerukunan umat beragama.” (rmd)