Mengambil tempat di Aula Kankemenag Kota Surakarta, Kamis (24/03) diadakan pembinaan rutin Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta. Dalam Pengarahannya Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta Drs.H.Muslim Umar, M.Ag menekankan pada disiplin pegawai serta 5 Budaya Kerja Kementerian Agama.
Terkait itu semua, Kemenag sejak setahun lalu sudah mencanangkan 5 nilai budaya kerja. Menurut Kakankemenag, itu adalah cara kita, bagian yang tidak bisa dilepaskan dari jiwa dalam melayani umat beragama, yang dirumuskan dalam 5 nilai budaya kerja, yaitu integritas, profesionalitas, inovasi, tanggungjawab, dan keteladanan.
Muslim Umar memaparkan makna 5 lima nilai budaya kerja. Integritas, adalah inti dari eksistensi keberadaan manusia. “Seseorang itu dinilai dari integritasnya, yang membedakan kita dari makhluk lain, bukan hanya kemampuan berfikirnya, namun kemuliaan harkat martabat kemanusiaan kita, itu adalah integritas,” terangnya.
Terkait profesionalitas, pemerintah menuntut aparaturnya untuk profesional pada bidangnya masing-masing. Profesional adalah mampu menguasai bidang yang digelutinya, tidak hanya mampu tapi menguasai bidangnya.
Inovatif, aparatur Kemenag dituntut selalu hadir dalam kreasi-kreasi yang baru. Ditegaskan Kakankemenag, aparatur harus inovatif, karena tugas utamanya adalah melayani, membina, dan melindungi. “Masyarakat kita sangat dinamis, sehingga harapannya, ekspektasinya sangat tinggi terhadap kita yang harus melayani mereka,” terangnya.
Dalam pandangan Beliau, sangat ironis jika aparatur harus statis dalam melayani. Di banyak instansi tidak hanya Kemenag penyakit birokrasi itu adalah terjebak pada rutinitas. Kita jarang berfikir apa yang kita lakukan dirasakan manfaatnya. “Karenanya, inovasi sesuatu yang mutlak harus dimiliki setiap kita,” tandas Muslim Umar.
Nilai keempat adalah tanggung jawab. Bahwa aparatur Kemenag sudah bersepakat untuk memfilter dirinya agar kita tidak terpengaruh pada praktik-praktik yang tidak terpuji. Praktek koruptif, manipulatif harus terus dihindari, karenanya harus ditanamkan dalam diri setiap aparatur agar terus berjalan pada jalurnya.
Tentang keteladanan, Muslim Umar mengingatkan bahwa masyarakat mengenal aparatur Kemenag sebagai orang yang mengerti agama, karena sehari-hari bekerja berkaitan dengan agama. Aparatur Kemenag dipersepsikan sebagai orang yang mengerti agama, karenanya sering dijadikan sebagai rujukan, pusat referensi bagi masyarakat. (abc)