Surakarta (Humas) – Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta melaksanakan Evaluasi Kinerja Kantor Urusan Agama (KUA) di dua kecamatan, yakni Banjarsari dan Pasarkliwon, pada Kamis (21/8/2025). Kegiatan ini diikuti oleh Kepala KUA, penghulu, penyuluh agama, serta staf KUA, dan dihadiri langsung oleh tim evaluasi dari Kemenag Surakarta, antara lain Kepala Kemenag, Kasi Bimas Islam, Pengelola kegiatan, serta Perencana.
Dalam sambutannya, Kepala Kemenag Kota Surakarta, Ahmad Ulin Nur Hafsun, menyampaikan apresiasi terhadap kreativitas dan inovasi yang dilakukan oleh kedua KUA. Ia menegaskan bahwa evaluasi merupakan bagian penting dari proses perbaikan layanan.
“Kerja kita perlu dievaluasi, apakah pelayanan masyarakat sudah sesuai kebutuhan dan pedoman. Jika ada tambahan atau inovasi, apakah benar menguatkan KUA atau justru melemahkan? Semua harus diukur dengan presisi, sebagaimana pengukuran arah kiblat yang harus tepat arahnya,” ujarnya.

Ulin Nur juga mengingatkan pentingnya rebranding KUA, yang kini tidak hanya mengurusi pernikahan, tetapi juga diperkuat dengan layanan Collaboration of Tolerance Center (CTC) serta pelayanan lintas agama.
“Sejak revitalisasi melalui pembangunan SBSN tahun 2015 di Banjarsari dan 2018 di Pasarkliwon, maka keduanya harus menjadi KUA model dengan layanan lengkap dan dikenal masyarakat,” terangnya.
Selain itu, Ulin Nur menekankan perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia KUA agar sejalan dengan semakin beragamnya layanan. Ia juga mengingatkan pentingnya mengaktifkan Early Warning System (EWS), melalui keaktifan penyuluh menangkap sinyal potensi konflik berbasis agama.
“KUA harus menjadi pintu utama dalam meredam potensi konflik serta memberikan solusi terbaik. KUA model juga perlu memperkuat jejaring kolaborasi dengan berbagai pihak, karena kita memiliki asta protas sebagai arah dan tujuan bersama,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa digitalisasi data KUA dan penguatan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) menjadi prioritas utama ke depan.
Sementara itu, Kepala KUA Banjarsari, Arba’in Basyar, memaparkan berbagai layanan yang telah dijalankan secara merata oleh staf, penghulu, dan penyuluh. Hal senada disampaikan Kepala KUA Pasarkliwon, Miftah Arif Budi Kusuma, yang mencontohkan keterlibatan KUA dengan masyarakat.

“Setiap Ahad pagi, halaman KUA Pasarkliwon dimanfaatkan warga untuk pengajian. Hal ini menjadi bentuk sinergi nyata antara KUA dengan masyarakat sekitar,” jelasnya.
Tidak hanya itu, inovasi dari para penyuluh juga turut dipresentasikan, mulai dari podcast rohani, pemberdayaan UMKM berbasis majelis, program jemput bola bimbingan perkawinan usia sekolah dan usia nikah, hingga pendataan masjid yang belum memiliki jadwal kajian rutin.
Melalui evaluasi ini, Kemenag berharap KUA Banjarsari dan KUA Pasarkliwon semakin mampu menjadi pusat layanan keagamaan yang profesional, inovatif, dan dekat dengan masyarakat. (may)