Karanganyar (Humas) – Kemajuan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) kini semakin merambah berbagai lapisan masyarakat. Dalam rangka memperluas akses literasi digital, Organisasi Pelajar Boarding School (OPBS) MAN 1 Surakarta mengadakan kegiatan bertajuk Edukasi Teknologi Bersama Boarding School (ETOBOS) yang dilaksanakan di Panti Asuhan Yatim Putra Muhammadiyah Karanganyar, pada Selasa (17/6).
Kegiatan ini diikuti oleh puluhan remaja panti asuhan dengan antusiasme tinggi. Mereka mendapat pelatihan pengenalan AI dan penggunaannya dalam dunia kreatif digital. Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk pengabdian sosial pelajar MAN 1 Surakarta untuk berbagi ilmu dan semangat belajar kepada sesama, terutama kalangan yang belum banyak tersentuh pendidikan teknologi.
Sebagai pemateri utama, Rusdi Mustapa—guru sejarah MAN 1 Surakarta sekaligus praktisi edukasi digital—membawakan materi secara interaktif dan aplikatif. Ia memaparkan konsep dasar AI dan memandu peserta dalam membuat konten visual menggunakan teknologi AI berbasis teks (prompt). Dalam sesi praktik, para peserta diajak langsung mencoba berbagai tools AI populer seperti ChatGPT, DeepSeek, dan Pixverse AI.
Salah satu karya peserta yang mendapat perhatian adalah poster bergambar dua santri berlatar pegunungan yang dibuat hanya dengan mengetikkan deskripsi singkat. Gambar tersebut sepenuhnya dihasilkan dengan bantuan teknologi AI, mencerminkan potensi besar AI dalam dunia kreatif dan pendidikan.
“Teknologi AI kini bisa diakses oleh siapa saja. Tantangannya adalah bagaimana kita membimbing generasi muda agar bisa menggunakannya secara positif, kreatif, dan membangun masa depan mereka,” ujar Rusdi dalam wawancara usai pelatihan.
Selain fokus pada aspek teknologi, kegiatan ini juga menanamkan nilai-nilai penting seperti kolaborasi, kepercayaan diri, dan pengembangan potensi diri. Para peserta tampak aktif berdiskusi dan menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap dunia digital.
Ketua panitia ETOBOS, Ahmad Nur Yudiawan, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari misi sosial pelajar MAN 1 Surakarta dalam mendorong pendidikan teknologi yang inklusif. “Kami percaya bahwa pendidikan, termasuk literasi digital, harus menjangkau semua kalangan. Anak-anak panti memiliki potensi besar jika diberi ruang dan pendampingan yang tepat,” jelasnya.
Acara ditutup dengan sesi refleksi bersama, pameran hasil karya, serta foto bersama antara panitia dan peserta. Suasana kekeluargaan dan inspiratif sangat terasa saat peserta mempresentasikan karya mereka satu per satu.
Melalui kegiatan ini, OPBS MAN 1 Surakarta membuktikan bahwa literasi digital bukan hanya milik kalangan tertentu, melainkan hak semua anak bangsa. Pemberdayaan generasi muda melalui teknologi adalah langkah nyata dalam menciptakan masa depan yang lebih adil dan setara di era digital. (rsd/my)