Surakarta (Humas) – Kepala Kankemenag Kota Surakarta, Ahmad Ulin Nur Hafsun, memberikan arahan dan pembinaan kepada para Penyuluh Agama yang tergabung dalam Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Kota Surakarta (24/02). Kegiatan yang berlangsung di Aula R. Pudjotomo ini dihadiri oleh sekitar 25 penyuluh agama dari berbagai agama, yaitu Islam, Kristen, dan Katolik.
Dalam kesempatan tersebut, Ahmad Ulin menyampaikan berbagai pesan terkait upaya mewujudkan Kota Surakarta yang nyaman dan inklusif, sesuai dengan visi Walikota Surakarta terpilih. Salah satu poin yang disampaikan adalah pentingnya pemberdayaan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) serta terjalinnya koordinasi yang baik dengan Gema Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), yang kepengurusannya telah dilantik di tiap kecamatan.
“Selain itu, kami juga mengadakan kegiatan ‘Sambang Kerukunan’ yang bertujuan untuk meningkatkan kerukunan antar umat beragama. Kegiatan ini kami lakukan dengan mengunjungi madrasah, komunitas, atau tempat-tempat tertentu yang memiliki potensi kelompok masyarakat. Baru-baru ini, kami juga mengunjungi dan sholat dzuhur berjamaah bersama para siswa/i MTs Negeri Surakarta 1. Kami menyampaikan pesan-pesan tentang pentingnya kerukunan dan moderasi beragama,” jelas Ahmad Ulin.
Salah satu topik yang menjadi fokus utama dalam kegiatan ini adalah materi tentang moderasi beragama yang akan disampaikan kepada siswa/i yang akan melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP atau MTs. Para penyuluh agama diminta untuk menyusun materi yang tepat dan mudah dipahami oleh anak-anak. Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa moderasi beragama bukan hanya soal toleransi, tetapi juga soal menjaga keseimbangan antara kebebasan beragama dengan saling menghormati, serta menghindari ekstremisme dan kekerasan dalam beragama.
“Para penyuluh kami harapkan dapat menyiapkan materi yang sesuai, dengan pilihan diksi yang tepat, sehingga bisa diterima dan dipahami dengan baik oleh anak-anak. Moderasi beragama adalah kunci untuk membentuk generasi muda yang toleran, berpikiran terbuka, dan bisa hidup berdampingan dengan harmoni,” ungkap Ahmad Ulin.
Lebih lanjut, Ahmad Ulin berharap para penyuluh agama dapat berperan aktif dalam menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama ke kalangan anak-anak, yang nantinya akan berperan penting dalam menjaga perdamaian dan kerukunan di masyarakat. Materi yang disampaikan harus relevan dengan kebutuhan anak-anak yang tengah berada dalam tahap pembentukan karakter dan pemahaman agama yang lebih mendalam.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Surakarta bisa menjadi kota yang tidak hanya aman dan nyaman, tetapi juga menjadi contoh dalam penerapan kerukunan antar umat beragama. (may)