Kota Surakarta (Humas) – Rabu (02/10/2024), memberikan warna tersendiri bagi peserta didik di RA Nurul Huda Surakarta. Hari ini bertepatan dengan Hari Batik, sehingga anak-anak berkesempatan untuk belajar tentang proses pembuatan batik. Kegiatan ini sejalan dengan tema Hari Batik tahun ini, “Bangga Berbatik”, yang menjadi salah satu kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan di RA Nurul Huda Surakarta.
Kegiatan ini diikuti oleh dua kelompok, yaitu kelompok A dan kelompok B. Pada kelompok A, anak-anak lebih fokus pada teknik membatik menggunakan metode ecoprint. Mereka membawa berbagai jenis daun dari rumah untuk digunakan dalam kegiatan pagi ini, seperti daun singkong dan daun papaya. Antusiasme anak-anak di kelompok A sangat terlihat, terutama karena metode ecoprint ini baru dikenalkan kepada mereka.
“Aku senang membuat batik ini, pakai macam-macam daun-daun,” ujar Shima dari kelas A2, yang mencerminkan kegembiraan dan ketertarikan anak-anak dalam proses pembelajaran ini. Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan teknik membatik, tetapi juga memberikan pengalaman baru yang menyenangkan bagi mereka.
Sementara itu, kelompok B melakukan kegiatan membatik dengan metode batik jumputan. Anak-anak di kelompok ini juga menunjukkan antusiasme yang tinggi, mulai dari mendengarkan penjelasan dari pengajar hingga mempraktikkan teknik membatik secara mandiri. Keterlibatan aktif ini sangat penting dalam proses pembelajaran mereka.
Ibu Titin, orangtua dari Ananda Hafiz A2, menyampaikan bahwa, “Praktek langsung membuat batik ecoprint ini membuat anak-anak antusias dan tertarik untuk mengetahui kegiatan pagi tadi yaitu membuat batik ecoprint. Anak-anak dapat mencari bahan yaitu daun yang didapat di sekitar rumah. Dan yang terpenting menambah pengalaman baru, kreativitas dalam berkarya dan semangat untuk ke sekolah.”
Wulandari, selaku Kepala RA Nurul Huda Surakarta, menekankan pentingnya mengenalkan pengetahuan mengenai batik kepada anak-anak. Ia berharap bahwa dengan kegiatan ini, anak-anak akan lebih mencintai dan bangga untuk menggunakan pakaian bermotif batik. Hal ini juga menjadi langkah untuk melestarikan kebudayaan lokal sebagai bagian dari khazanah warisan budaya Indonesia.
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga pengalaman yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar. Dengan secara langsung membuat karya membatik, anak-anak dapat merasakan kepuasan dan kebanggaan tersendiri.
Besar harapan kami agar anak-anak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang berharga melalui kegiatan ini, serta dapat meneruskan kecintaan mereka terhadap budaya batik di masa depan. (wln/ rmd)
Rekruitmen Petugas Haji 2025 Dimulai: 20 Peserta Mengikuti Seleksi Tahap 1
Surakarta (Humas) - Dalam rangka mendukung kelancaran ibadah haji dan memberikan pelayanan maksimal kepada jamaah haji Indonesia pada tahun keberangkatan...
Selanjutnya