Semarang – “Humas” adalah satu kata yang mungkin cukup banyak dikenal dan didengar. Apalagi di era globalisasi dimana teknologi informasi terus berkembang dengan pesat dan terus mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan, interaksi antar sesama disegala kalangan dan lingkungan tidak bisa dihindarkan. Kenyataan tersebut mendorong adanya perubahan pola pikir dan pola kerja bagi seorang yang ditugaskan menjadi seorang humas. Demikian di sampaikan Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jateng, Farhani dalam kegiatan Workshop Jurnalistik Kehumasan Kanwil Kemenag Prov. Jateng di hotel Grasia Semarang, Kamis (02/03).
Saat ini peran humas di instasi pemerintah khususnya di Kementerian Agama tidak bisa dipandang sebelah mata. Seiring dengan tuntutan reformasi termasuk reformasi dibidang birokrasi, pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama wajib menyelenggarakan aktifitasnya dengan memenuhi kriteria asas-asas pemerintahan yang baik. Transparansi menjadi salah satu ukuran dari suatu penyelenggaraan pemerintahan. Masyarakat berhak mengetahui informasi apapun dari pembuat dan pelaku kebijakan. “ Masyarakat harus tahu apa yang menjadi visi, misi dan program serta apa-apa saja yang selama ini telah dan akan dikerjakan oleh Kementerian Agama” jelas Farhani.
Kementerian Agama dengan anggaran yang sangat besar (lebih dari 60 triliun) dan bahkan termasuk empat besar pengelola anggaran dari kementerian/lembaga tentunya akan mendapatkan sorotan yang lebih dari masyarakat. Tugas dari humas agar masyarakat mengetahui apa saja yang dilakukan Kementerian Agama dengan anggaran yang sangat besar tersebut. Jangan sampai masyarakat memandang sinis terhadap apa yang dikerjakan Kementerian Agama.
Dari penilaian ombudsman beberapa waktu yang lalu Kementrian Agama termasuk Instansi pemerintah yang berhasil mendapatkan nilai yang tinggi dalam hal pelayanan publiknya, termasuk dalam hal pelayanan penyelenggaraan ibadah haji yang mendapatkan nilai 83,83. Hal inilah yang menjadi tugas hari humas agar publik tahu hal-hal positif yang ada di Kementerian Agama. “ Masyarakat jangan sampai cuma disuguhi hal-hal yang kurang baik saja dari berbagai media, humas harus dapat meng-counter atau menjelaskan secara detail berbagai capaian yang telah didapat oleh Kementerian Agama” papar Farhani.
Selain itu keberhasilan Kementerian Agama di bidang pendidikan khususnya dengan keberhasilan dari beberapa madrasah yang mendapatkan prestasi yang membanggakan baik di tingkat nasional maupun internasional hendaknya terus dapat diinformasikan kepada publik bahwa madrasah sekarang bukan lagi menjadi pilihan kedua untuk orang tua menyekolahkan anak-anaknya, tetapi sudah menjadi pilihan utama dalam hal lembaga pendidikan yang berkualitas. “ Humas harus dapat membangun opini bahwa madrasah sekarang telah berubah menjadi lebih baik, sehingga bisa menjadi pilihan utama” tandasnya. (abc)