Surakarta ( Humas) – Kasi Bimas Islam, Achmad Arifin hadir dalam Rapat Koordinasi Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) dan Pembahasan SK TPKJM Kota Surakarta yang diselenggarakan Dinas Kesehatan Pemkot Surakarta (06/02). Anggota TPKJM terdiri dari Forkompimda, OPD Pemkot Surakarta, Camat Se-Surakarta, Direktur RSUD Bung Karno dan Direktur RSUD Fatmawati Soekarno.
Rapat dipimpin oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Surakarta, Tenny Setyoharini. Ia menyampaikan bahwa SK Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat telah dibentuk sejak tahun 2013. “Telah dilaksanakan koordinasi dan pelaksanaan kegiatan, maka saat ini di tahun 2025 adalah refresh kemabali dan memaksimalkan kerjasama dan kolaborasi dengan stakeholder yang ada,”jelasnya.
Dalam sambutannya, Tenny memaparkan bahwa orang yang sehat memiliki ciri mandiri, tidak bergantung pada orang lain dan tetap produktif. Manusia yang memiliki kemampuan mengelola stress dengan baik, maka akan terhindar dari gangguan jiwa. “Namun jika tidak, maka orang tersebut bisa dikatakan gagal dalam mengelola kesehatan jiwanya, dan dikhawatirkan mengarah ke depresi,”ujarnya. Ia melanjutkan bahwa orang yang gagal mengelola stressnya, adalah sasaran dari tim PKJM.
Tenny juga mengingatkan, perlunya masyarakat lebih berhati-hati dengan konten-konten media social yang dibuat oleh orang yang sebenarnya tidak berkompeten dalam bidangnya.
Dalam kesempatan terpisah, Achmad Arifin meyampaikan bahwa kegiatan ini dengan kolaborasi bersama lintas sektoral diharapkan dapat memecahan masalah kesehatan yang tentu memerlukan upaya menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. “Dengan prinsip koordinatif, konsultatif, informative, fasilitatis, pengawasan pengendalian , pembangunan sistem dan pemecahan masalah,maka kemudian kami mengikuti kegiatan rersebut,”jelasnya.
Arifin berharap dengan terbitnya SK baru di tahun ini bisa memperbaiki tugas dan target tim tersebut. “Ada wadah koordinasi dan kerjasama, agar terbentuk perilaku sehat sebagai individu keluarga masyarakat, sehingga lebih produktif secara sosial dan ekonomi,”tuturnya.
Sebagai langkah tindak lanjut, Arifin menyampaikan bahwa Kemenag Surakarta senantiasa mendukung dan mengikuti program dan proses yang ada . “Juga kami gerakkan penyuluh-penyuluh untuk dapat membantu menyampaikan materi TPKJM kepada masyarakat, agar terwujud perilaku dan kesadaran hidup sehat,”pungkasnya.
Sebagai informasi, di Kota Surakarta terkonfirmasi ada beberapa kasus bunuh diri dan percobaan bunuh diri. Masalah kesehatan jiwa di Surakarta tergolong cukup besar dan membutuhkan perhatian serius. Angka prevalensi gangguan jiwa yang ada, menunjukkan adanya kebutuhan penguatan layanan dan intervensi yang lebih efektif. (may)