Pengamatan hilal sebagai tanda dimulainya bulan Dzulhijjah di Laboratorium Ilmu Falak Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Surakarta, selasa (21/7/2020), Hilal tidak kelihatan karena terhalang awan mendung. Kegiatan ini bagian dari aktivitas serupa yang dilaksanakan di seluruh Indonesia. Laboratorium ilmu falak MAN 1 Surakarta menjadi salah satu titik pengamatan yang ditunjuk oleh Kementerian Agama Pusat. Untuk wilayah provinsi Jawa Tengah selain di laboratorium ilmu falak MAN 1 Surakarta, Kemenag Jawa Tengah melaksanakan Rukyat Hilal awal Dzulhijjah 1441 H di Observatorium Assalaam Sukoharjo, candi Sukuh, Menara al-Husna Masjid Agung Jateng, Pedalen Kebumen Jateng dan Al-Buruj Pedawang Bae Kudus. Semua bersamaan hari ini. Hasilnya dilaporkan ke sidang isbat di Kementrian Agama Pusat.
Menurut kepala MAN 1 Surakarta, Slamet Budiyono, kegiatan pengamatan hilal ini adalah kegiatan kesekian yang dilakukan Laboratorium Ilmu Falak MAN 1 Surakarta.
“Kami tentu sangat berbahagia karena diberikan kepercayaan menjadi salah satu titik pengamatan hilal. Hal ini memacu seluruh anggota tim rukyatul hilal untuk terus meningkatkan kompetensi. Salah satunya dengan mendatangkan AR Sugeng Riyadi, ahli astronomi dan ilmu falak dari Pondok Modern Assalaam Kartasura,” kata Slamet Budiyono.
Turut hadir pelaksana tugas Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta Rosyid Ali Safitri. Dalam sambutannya, Rosyid Ali Safitri menyatakan menyambut baik dan mengapresiasi yang dilakukan tim rukyatul hilal laboratorium ilmu falak MAN 1 Surakarta.
“Kita patut berbangga karena MAN 1 Surakarta menjadi salah satu titik dalam pengamatan hilal bahkan satu-satunya dari lembaga madrasah. Bukan hanya untuk Surakarta saja tapi juga untuk Jawa Tengah. Ke depan diharapkan alumni MAN 1 Surakarta bisa berperan dalam rukyatul hilal di daerah masing-masing. Saya berharap untuk selalu meningkatkan kualitas dan tidak mudah berpuas diri” tandas Rosyid.
Sementara itu tim rukyatul hilal MAN 1 Surakarta melakukan deteksi hilal setelah sunset pada pukul 17.35.47 WIB sampai moonset pada pukul 18.13.09 WIB dengan posisi bulan di 291,54°.
Menurut Nurul Jannah, staf laboratorium ilmu falak, tim tidak mampu melihat hilal.
“Pada saat sunset, ketinggian hilal mencapai 8,4° dan elongasi 9,6° dengan usia bulan 17 jam 2 menit 10 detik setelah terjadinya konjungsi pada 21 Juli 2020 dini hari pukul 00.33 WIB. Hasil pengamatan kita petang hari ini tidak berhasil mengabadikan hilal baik dengan manual maupun dengan alat digital yang kita siapkan. Meskipun matahari sudah terbenam, namun hilal tertutup awan yang semakin tebal dan alat yang kita siapkan tidak mampu untuk melihatnya,” tandas Nurul. (rsd/my)