Surakarta – Dalam rangka memperkenalkan Istana Presiden RI, Ir.Soekarno, di Pulau Bali, kepada siswa-siswinya, Kepala MAN 2 Surakarta, Nuri Hartono, beserta 20 guru pendamping dan 350 siswanya mengadakan kunjungan ke Istana Presiden di Tampaksiring, Bali, Selasa (23/10).
Kunjungan ini dimaksudkan agar siswa bisa melihat secara langsung istana tersebut, yang selama ini hanya dikenal melalui internet saja.
Selain kunjungan ke Istana Presiden, siswa juga diajak mengikuti kegiatan study banding di sebuah Pondok Pesantren Bina Insani yang terletak di Tabanan. Pondok Pesantren ini dipilih dikarenakan mampu berkembang dengan pesat di tengah-tengah penduduk Bali yang mayoritas memeluk agama hindu.
Perlu diketahui, jumlah Istana Presiden ada di beberapa tempat. Selain Istana Negara yang ada di Jakarta, ada Istana Bogor, Jogyakarta, dan Istana Tampaksiring di Pulau Bali.
Istana Tampaksiring yang didirikan atas prakarsa presiden pertama RI, Ir. Sukarno itu, selain dijadikan sebagai tempat peristirahatan presiden beserta keluarganya, juga digunakan untuk menerima tamu – tamu negara. Tamu negara yang pertamakali menginap di istana yang diarsiteki RM.Soedarsono dari Surakarta itu adalah Raja Bhumibol Adulyadej bersama permaisurinya Ratu Sirikit dari Thailand pada 1960.
Tempat istana itu dipilih oleh Presiden Soekarno, karena udaranya yang sejuk dan hutannya masih alami. Istana yang memiliki lahan seluas 19 hektar itu dibangun secara bertahap. Bangunan utama berupa Wisma Merdeka dan Wisma Yudhistira, selesai dibangun 1957. Kemudian, dilengkapi dengan Wisma Negara, Wisma Bima, dan gedung konferensi yang pelaksanaannya bisa diselesaikan 1963.
Ketika rombongan MAN 2 Surakarta tiba di Istana Tampaksiring, Bali, disambut layaknya tamu negara dan diterima secara protokoler. Para tamu diharuskan mentaati tata tertib yang ada. Misalnya, berpakaian rapi dan sopan, mengajukan surat permohonan yang dilampiri daftar nama pengunjung, lapor ke posko keamanan Istana, harus mengikuti petunjuk petugas /guide. Dilarang memakai ; sandal, celana pendek, kaos T-Shirt, celana dan rock mini, senjata tajam, pistol, membawa makanan, mendokumentasikan melalui gambar bergerak /video, dan membawa tas.
Setelah semuanya terpenuhi, rombongan MAN 2 Surakarta diperkenankan memasuki istana. Untuk mempermudah koordinasi, rombongan dibagi menjadi 6 kelompok. Masing-masing kelompok didampingi seorang guru dan guide yang ditugaskan dari Istana.
Lewat seorang guide inilah siswa-siswi MAN 2 Surakarta mengetahui tentang sejarah dibangunnya istana presiden dan fungsinya. Termasuk, keberadaan gedung yang ada di Istana, dan jenis pohon yang ditanam para presiden dan tamu negara.
Diakhir kunjungan, rombongan diajak untuk melihat beberapa hewan peliharaan Istana yang terdiri dari beberapa jenis rusa.
Sebelum meninggalkan istana, guru pendamping, Sugiyono dan dua orang siswa, Fajar dan Adit, diminta untuk lapor ke posko keamanan.
“Kami ditanya tentang pelayanan Istana Presiden dalam menyambut tamunya,” ungkap Sugiyono yang diamini kedua anak didiknya, Fajar. (gie_rma)