Surakarta – Dialog Lintas Agama dengan tema “Moderasi Beragama” menghadirkan Kepala Kanwil Kemenag Prov Jawa Tengah, Musta’in Ahmad dan Wakil Walikota Surakarta, Teguh Prakosa. Sebagai moderator Kakankemenag Kota Surakarta, Hidayat Maskur langsung menyerahkan sesi dialog pada peserta dari Divisi Mediasi dan Fasilitasi FKUB Kota Surakarta untuk menyampaikan pertanyaan atau idenya.
Salah satu pengurus, Helmy Sakdillah menyampaikan tujuan adanya Divisi Mediasi dan Fasilitasi. “Ingin membantu pemkot dan stakeholder yang ada jika terdapat permasalahan atau konflik keagamaan, kita bisa turun ke lapangan baik diminta atau tidak,”tuturnya. Helmy menambahkan pahwa kompetensi dari pengurus DMF tak perlu diragukan karena sudah digembleng dengan lokalatih sehingga tentu bisa menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk menjadi mediator dan fasilitator. Senada, beberapa pengurus lain juga sempat mengutarakan adanya contoh permasalahan yang sedang difokuskan.
Wakil Walikota Surakarta, selaku Dewan Penasihat –Teguh Prakosa memberikan tanggapan atas pertanyaan tersebut. “Baru saja kita kukuhkan maka ini adalah bagian diskusi bapak – bapak, seperti apa dan bagaimana prosedurnya agar hal-hal yang terjadi di lingkungan masyarakat bisa di minimalisir,”tuturnya.
Musta’in Ahmad melanjutkan tanggapan dengan mengingatkan bahwa styigma yang ada di masyarakat, yaitu Kementerian Agama memiliki cakupan yang sangat luas, bahkan tidak hanya pada 6 agama namun juga dengan kepercayaan lainnya. “Bagaimana untuk menyikapi dan menjalin komunikasi dengan semuanya, itu yang menjadi tugas kita bersama,”jelasnya. Musta’in menyampaikan kembali pesan Gus Menteri, bahwa Kemenag harus hadir untuk semua. “Langkah – langkah kemenag memang tidak kelihatan, namun itu ,menjadi pondasi dasar dari semua,“tuturnya.
Beberapa hal disampaikan oleh Musta’in, mengacu pada pesan Gus Men diantaranya :
- Mendayagunakan sisi kerukunan FKUB untuk menjangkau semuanya
- Doa tidak dipolemikkan,maka khusus kegiatan internal Kemenag sebaiknya menggunakan pembacaan doa bagi seluruh agama
- Terkait Romadhon dan Idul Fitri telah diatur secara langsung oleh Menteri Agama RI dalam SE No 3 Th 2021
- Dalam beragama, sing lemah ojo ngedi-ngedi sing kuat ojo ngadi-ngadi karena tidak semua yang benar harus kita lakukan.
Di akhir dialog, Musta’in menekankan agar agama hadir dengan wajah aslinya. “Tampakkan agama yang memberi guiding terhadap manusia, menyejukkan, dan memberi solusi dalam kebuntuan dalam kehidupan,”pungkasnya. (may)