Surakarta (Humas) – Sebagai langkah persiapan untuk menghadapi Tes Kompetensi Akademik (TKA) tahun ini, Forum Komunikasi Kepala Madrasah Tsanawiyah (FK2MTs) mengadakan kegiatan Bedah Buku Tes Kompetensi Akademik. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu (29/10/2025) di MTsN 2 Surakarta dengan peserta guru matematika dan guru bahasa Indonesia se-Eks Karesidenan Surakarta. Semua peserta berasal dari MTs Negeri Kabupaten Klaten, Boyolali, Sragen, Karanganyar, Wonogiri, Sukoharjo, dan Kota Surakarta yang berjumlah 94 guru. Bedah buku TKA ini menghadirkan narasumber Cahayaningsih untuk mapel Bahasa Indonesia dan Wiharno untuk mapel Matematika.
Pada kegiatan tersebut turut hadir ketua FK2MTs, Aris Suparlan yang menyampaikan dukungannya terhadap Tes Kompetensi Akademik yang dicanangkan pemerintah. Walaupun tes TKA tidak bersifat wajib dan bukan penentu kelulusan, keberadaannya tetap penting karena menjadi salah satu pertimbangan untuk masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. “Dengan adanya TKA diharapkan dapat menjadi perhatian para siswa dan orang tua untuk meningkatkan semangat belajar,”ujarnya.

Ia menyoroti dampak pandemi Covid-19 yang membawa perubahan besar terhadap dunia pendidikan. Saat itu siswa diwajibkan memiliki dan membawa HP untuk pembelajaran daring. Namun, hal ini berdampak pada meningkatnya kecanduan gawai hingga saat ini. Banyak siswa menjadi malas belajar dan membaca karena mengandalkan HP, bahkan kini muncul kecenderungan bergantung pada aplikasi seperti ChatGPT untuk menyelesaikan tugas. Dengan adanya Tes Kompetensi Akademik ini diharapkan semangat belajar dan kemampuan literasi siswa dapat bangkit kembali.
Pelaksanaan TKA untuk jenjang MTs dijadwalkan sekitar bulan Maret–April 2026. Adapun jenis soal TKA antara lain; soal pilihan ganda sederhana, soal pilihan ganda kompleks (MCMA/Multiple Choice Multiple Answer), dan soal pilihan ganda kompleks kategori.
Soal pilihan ganda sederhana tentu sudah akrab bagi siswa. Namun, untuk jenis soal pilihan ganda kompleks MCMA dan pilihan ganda kompleks kategori merupakan hal baru. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat memberikan penjelasan yang tepat tentang cara mengerjakannya.
Untuk jenis soal pilihan ganda kompleks (MCMA), peserta didik diminta memilih lebih dari satu jawaban benar dari beberapa opsi yang tersedia. Sedangkan untuk soal pilihan ganda kompleks kategori, terdiri atas tiga pernyataan, dan siswa harus menentukan benar atau salah setiap pernyataan. Jika ada satu jawaban pernyataan yang salah, maka jawaban dianggap salah.

Salah satu peserta kegiatan, guru Matematika MTsN 2 Surakarta, Mulyata menyampaikan pandangannya bahwa kegiatan bedah buku ini sangat penting dan bermanfaat, terutama bagi guru pengampu mata pelajaran TKA. Ia menegaskan bahwa model soal yang baru seperti MCMA dan pilihan ganda kompleks kategori membutuhkan pemahaman dan analisis kritis, baik dari guru maupun siswa. Menurutnya dengan adanya bedah buku TKA, guru mendapatkan bekal lebih dalam mempersiapkan siswa.
“Kami sebagai pembimbing siswa menyimpulkan bahwa perlu kerja ekstra keras, baik dari siswa maupun guru pembimbing, untuk rajin berlatih soal demi meraih kesuksesan. TKA bukan sekadar pengganti Ujian Nasional, tetapi sarana mengukur kemampuan berpikir kritis dan analitis siswa,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan perbandingan antara TKA dan UN sebagai berikut:
a. TKA: 30 soal dengan waktu 60 menit, terdiri atas 15 soal pilihan ganda, 8 soal MCMA, dan 7 soal pilihan ganda kompleks kategori.
b. UN: 40 soal dengan waktu 120 menit, seluruhnya berbentuk pilihan ganda.
Lebih lanjut, ia menyampaikan apresiasinya terhadap bentuk soal baru TKA. “Bentuk soal MCMA dan pilihan ganda kompleks kategori ini sangat baik digunakan, tidak hanya untuk seleksi penerimaan siswa baru, tetapi juga untuk ajang Olimpiade Madrasah yang lebih objektif. Bentuk soal seperti ini, meskipun bukan esai, tetap mampu mengukur kemampuan berpikir siswa secara mendalam,” jelasnya.
Kegiatan Bedah Buku TKA ini diharapkan dapat menambah wawasan guru dalam membimbing siswa menghadapi ujian dengan lebih siap. Guru berperan penting tidak hanya dalam memberikan materi dan latihan soal, tetapi juga dalam menumbuhkan motivasi belajar dan meningkatkan literasi siswa. (pj/fi/my)

















