Surakarta (Humas) – Kementerian Agama Kota Surakarta kembali menghadirkan program unggulan AYO SINAU ( ASN Yok Sami Sesarengan Nandur Ilmu) dalam bentuk webinar, Jumat (19/9/2025). Kegiatan ini mengangkat tema “Pembelajaran Mendalam dan Kurikulum CINTA” yang diikuti oleh 129 guru ASN, baik PNS maupun P3K, dari madrasah negeri maupun swasta se-Kota Surakarta.
Kasi Pendidikan Madrasah, Rifhamdani Agam, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menegaskan pentingnya peningkatan kompetensi guru. “Saya berharap para guru dapat meningkatkan kompetensi melalui pemahaman yang mendalam mengenai konsep Deep Learning dan Kurikulum CINTA, sehingga mampu mengimplementasikannya dalam pembelajaran kelas untuk meningkatkan kualitas pendidikan madrasah di Surakarta,” ujarnya.
Webinar dipandu oleh Kapokjawas Sarkin, dengan menghadirkan dua narasumber, yakni Sri Hartati (Pengawas Madrasah) dan Fuadah (Pengawas PAI SMA/SMK Kota Surakarta).
Sri Hartati menjelaskan konsep Deep Learning yang mencakup tiga aspek penting:
- Berkesadaran (Mindful) – peserta didik menjadi pembelajar aktif, memahami tujuan belajar, dan mampu mengatur strategi untuk mencapainya.
- Bermakna (Meaningful) – pembelajaran dirasakan bermanfaat, relevan, serta mampu diterapkan dalam kehidupan nyata.
- Menggembirakan (Joyful) – suasana belajar dibuat positif, menyenangkan, menantang, sekaligus memotivasi siswa untuk terlibat aktif.
“Model ini menekankan keseimbangan olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara holistik,” jelas Sri Hartati. Ia menambahkan, banyak guru sebenarnya sudah menerapkan prinsip Deep Learning, meski dengan istilah yang berbeda.
Selain itu, narasumber juga memaparkan implementasi Kurikulum CINTA yang memadukan berbagai model pembelajaran aktif, seperti Project Based Learning, Discovery Learning, Inquiry Learning, Problem Based Learning, Cooperative Learning, hingga LOK-R (Literasi, Orientasi, Kolaborasi, Refleksi).
Fuadah melanjutkan dengan memberikan panduan praktis penyusunan RPP yang dikaitkan dengan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. “Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi harus berjalan terpadu agar pembelajaran benar-benar bermakna,” tegasnya.
Kegiatan ini mendapatkan respons positif dari para peserta. Widiastuti, guru MTsN 2 Surakarta, menyebut webinar tersebut sangat mencerahkan. “Materi Deep Learning dan Kurikulum CINTA membuka wawasan saya dalam mengajar,” ungkapnya. Hal senada disampaikan Sunarni yang menilai kegiatan ini mendorong guru untuk lebih aktif dan mengikuti perkembangan zaman.
Kepala MTsN 2 Surakarta, Kirno Suwanto, juga menyampaikan apresiasinya. Ia bahkan sempat menanyakan tentang peralihan P5RA menjadi Project Based Learning atau Ko-Kurikuler. Pertanyaan tersebut dijawab narasumber dengan penjelasan bahwa peralihan tersebut diperbolehkan, termasuk penyusunan jadwal khusus dalam pembelajaran mingguan.
Melalui webinar ini, Kemenag Surakarta menegaskan kembali pentingnya menghadirkan pembelajaran yang memuliakan individu, menghadirkan transformasi yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan, serta membangun kolaborasi ekosistem pendidikan.
Kementerian Agama Kota Surakarta berharap, melalui AYO SINAU, ekosistem pendidikan madrasah semakin maju sehingga mampu melahirkan generasi unggul dan berkarakter. (rf/my)