Surakarta (Humas) – Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Kota Surakarta menggelar Majelis Taklim Ar-Risalah yang dirangkai dengan acara pelepasan purna tugas dua Penyuluh Agama Islam Non ASN, Abdus Sholeh dan Ahmad Nadzir, di Almaz Fried Chicken Solo pada Selasa (23/12/2025) Siang.
Acara tersebut dihadiri Kepala Kementerian Agama Kota Surakarta Ahmad Ulin Nur Hafsun, Kasi Bimas Islam Achmad Arifin, penyuluh senior Joko Sarjono, unsur Pokjaluh Kota Surakarta, penyuluh fungsional, serta PPPK Kemenag Kota Surakarta.
Ketua IPARI Kota Surakarta, Pardi, dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan Pokjaluh dan IPARI telah berjalan secara terstruktur dan berkesinambungan. Khusus untuk kegiatan kali ini terasa istimewa karena sekaligus menjadi momen mangayubagya atau melepas dua penyuluh senior yang akan memasuki purna tugas.
Dalam kesempatan itu, Pardi juga menyampaikan bahwa IPARI telah menerima Surat Keputusan (SK) pengelolaan Bank Sampah. Ia mendorong seluruh anggota yang tercantum dalam SK tersebut untuk segera menindaklanjuti pengelolaan sampah di lingkungan kantor sebagai bentuk pemberdayaan dan kontribusi nyata bagi kegiatan IPARI maupun program Gemari Solo.

Pardi mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada kedua penyuluh tersebut atas dedikasi dan pengabdiannya selama menjadi Penyuluh Agama Islam Non ASN. Ia berharap seluruh kontribusi keduanya menjadi amal jariyah dan terus memberi manfaat bagi masyarakat.
Sementara itu, Kasi Bimas Islam Kemenag Kota Surakarta, Achmad Arifin, menegaskan bahwa ke depan seluruh ASN diwajibkan untuk membuat laporan kinerja harian melalui aplikasi E-Kinerja. Kebijakan tersebut, menurutnya, berlaku tanpa pengecualian bagi seluruh ASN. Arifin juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada dua penyuluh Non ASN yang akan purna tugas pada akhir Desember 2025. Ia berharap meski secara administratif telah purna tugas, peran keduanya dalam menyampaikan penyuluhan kepada masyarakat tetap berlanjut melalui bahasa agama dan keteladanan.
Kepala Kemenag Kota Surakarta, Ahmad Ulin Nur Hafsun, dalam sambutannya menyampaikan bahwa acara tersebut merupakan bentuk silaturahmi dengan para senior penyuluh. “Perpisahan ini bukan perpisahan secara keseluruhan, melainkan hanya perpisahan administratif karena faktor usia. Silaturahmi dan pengabdian kita Insya Alloh tetap berlanjut”, ujarnya.
Ulin menekankan bahwa tugas penyuluh agama sejatinya tidak dibatasi oleh jam kerja formal.
Menurutnya, aktivitas penyuluhan justru sering berlangsung di luar jam kantor, bahkan pada malam hari atau akhir pekan, menyesuaikan kebutuhan masyarakat.
Ia kemudian berbagi pengalaman saat menjadi penyuluh agama di Kalijambe, Sragen, pada tahun 2005. Dari proses asesmen kebutuhan guru TPQ, Ulin menyadari pentingnya menyesuaikan waktu pendampingan dengan kondisi masyarakat, serta menumbuhkan kesadaran bahwa penyuluh agama tidak boleh menciptakan ketergantungan.
“Tugas penyuluh agama adalah memberdayakan masyarakat. Kita perlu menumbuhkan ustadz-ustadz baru dan menguatkan tokoh-tokoh lokal, bukan mengambil alih peran mereka”, tegasnya.
Ulin mengajak seluruh penyuluh untuk terus meningkatkan kompetensi di bidang pemberdayaan masyarakat, serta mendampingi potensi lokal agar mampu menjadi mitra strategis dalam layanan keagamaan di Kota Surakarta.
Terkait program Gemari Solo, Ulin juga mengungkapkan adanya ketertarikan dari pihak akademisi, yakni Direktur Percik Salatiga, untuk menjadikan Gemari Solo sebagai bagian dari program pendampingan akademik di tingkat doktoral.
Menurutnya, hal ini menjadi peluang besar untuk semakin menguatkan dan memperluas dampak program Gemari Solo di masyarakat. (sol/my)

















