Kota Surakarta (Humas) – Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Surakarta kembali menunjukkan komitmen kuatnya sebagai sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. Seluruh komunitas sekolah berpartisipasi aktif dalam kegiatan rutin program unggulan, “Hompimpah” (Hobi Pengumpulan dan Pemilahan Sampah), pada Kamis (30/10/2025). Kegiatan yang terintegrasi penuh dalam kurikulum Adiwiyata ini berhasil menggerakkan ratusan siswa untuk menjadikan pengelolaan sampah sebagai bagian tak terpisahkan dari gaya hidup Islami dan ekologis.
Kepala MAN 1 Surakarta Ahmad Wardimin, dalam keterangannya menjelaskan bahwa Hompimpah bukanlah sekadar kegiatan bersih-bersih. Menurutnya, program tersebut berpegang teguh pada Prinsip Edukatif dan Partisipatif dari Gerakan Adiwiyata.
“Tujuan utama kami adalah mengedepankan nilai-nilai pendidikan karakter. Kami mendidik siswa untuk mencintai lingkungan hidup, baik di sekolah, rumah, maupun masyarakat luas. Partisipasi aktif seluruh warga sekolah, mulai dari siswa, guru, hingga tenaga kependidikan, menjadi kunci keberhasilan program ini,” ujarnya.
Dalam pelaksanaan Hompimpah, setiap kelas didorong untuk mengumpulkan dan memilah sampah anorganik yang dihasilkan selama seminggu penuh. Siswa tidak hanya menyerahkan karung sampah hitam, tetapi juga harus memilahnya secara cermat, mulai dari plastik bening, plastik berwarna, kertas/kardus, dan logam/kaca dipisahkan dalam wadah berbeda.
Aspek menarik dari program ini adalah implementasi sistem Bank Sampah mini yang dikelola langsung oleh tim Adiwiyata siswa dan guru pembimbing. Setiap tumpukan sampah yang telah dipilah akan ditimbang menggunakan timbangan digital. Proses penimbangan ini tidak hanya untuk akuntabilitas, tetapi juga sebagai momen edukasi.

“Dengan menimbang dan mencatat berat hasil pemilahan, siswa langsung melihat dampak nyata dari usaha mereka. Data yang kami kumpulkan menjadi indikator sejauh mana tingkat kesadaran mereka. Ini juga menjadi bentuk apresiasi, karena sampah yang bernilai ekonomi akan dicatat sebagai tabungan lingkungan siswa,” jelas Lilik Hanifah, salah satu guru pembimbing.
Terlihat dalam suasana kegiatan, antusiasme siswa madrasah sangat tinggi. Mereka berkolaborasi dalam kelompok kecil, memastikan setiap potongan sampah sudah berada di tempat yang semestinya, menunjukkan semangat gotong royong yang kuat.
Salah seorang siswa, yang menjuarai Genre Kota Surakarta bidang Advokasi Remaja, Faras Hamonangan Siregar, mengungkapkan pengalamannya. “Awalnya terasa biasa, tapi sekarang jadi tertantang untuk mengumpulkan dan memilah sampah sebanyak mungkin. Kami belajar bahwa apa yang kami buang itu sebenarnya masih bisa diolah,” ungkap Faras Hamonangan Siregar.
Keberhasilan MAN 1 Surakarta dalam program Hompimpah ini diharapkan dapat menjadi model bagi sekolah-sekolah lain, serta menginspirasi komunitas di sekitar Surakarta. Memastikan bahwa seluruh material daur ulang dapat kembali dimanfaatkan dan tidak berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
“Kami berharap semangat Hompimpah ini tidak berhenti di gerbang sekolah. Kami ingin lulusan MAN 1 Surakarta menjadi duta lingkungan yang bertanggung jawab, yang selalu membawa kebiasaan baik memilah sampah ini ke manapun mereka melangkah, demi terwujudnya pembangunan berkelanjutan bagi generasi mendatang,” pungkas Ahmad Wardimin penuh harap. (rsd/rmd)






















