Surakarta (Humas) – Suasana keakraban mewarnai kegiatan Sarasehan Kerukunan Umat Beragama di Balai Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta pada Selasa(28/10/2025) malam. Kegiatan yang mengangkat tema “Memperkuat Toleransi di Kecamatan Jebres, Menuju Surakarta Maju” ini dihadiri berbagai tokoh masyarakat, pegiat moderasi beragama, dan warga setempat.
Kegiatan berlangsung dengan nuansa khas Kota Solo, menghadirkan konsep wedangan bareng lengkap dengan sajian wedang ronde dan hidangan HIK (Hidangan Istimewa Kampung). Apalagi rarasumber dan tamu undangan menyatu duduk secara halaqoh. Konsep sederhana namun hangat tersebut menciptakan suasana kebersamaan yang kental antarwarga lintas agama.Lurah Sudiroprajan, Agustinus Deny Kristiawan, dalam sambutannya menyampaikan bahwa terpilihnya Sudiroprajan sebagai Kampung Moderasi Beragama merupakan bukti tingginya tingkat toleransi masyarakat.
“Di Sudiroprajan ada enam tempat ibadah yang saling berdekatan; ada gereja, kapel, masjid, hingga kelenteng, dan semua hidup berdampingan dengan damai,” ujarnya.
Deny menambahkan, kegiatan budaya Grebeg Sudiro yang digelar setiap tahun menjadi simbol harmoni dan persaudaraan warga lintas iman.
Ketua Kampung Moderasi Beragama Sudiroprajan, Ghofar Ismail, mengungkapkan bahwa sarasehan ini bertujuan mempererat tali persaudaraan dan memperkuat semangat kebhinekaan. “Walaupun berbeda-beda, kita tetap satu dalam NKRI,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa sebelumnya warga telah melaksanakan Kerja Bakti Kerukunan Umat Beragama di sekitar Masjid At-Taqwa, gereja, dan bantaran sungai sebagai wujud nyata semangat gotong royong.
Camat Jebres dalam sambutannya memberikan apresiasi atas semangat toleransi warga Sudiroprajan. “Semoga toleransi, guyub rukun, dan kekondusifan di wilayah ini tetap terjaga dengan baik,” ujarnya. Ia juga menyinggung kondisi ekonomi masyarakat pasca pandemi yang mulai membaik, di mana semangat kebersamaan seperti ini dinilai penting untuk mempercepat pemulihan sosial ekonomi.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta, Ahmad Ulin Nur Hafsun, yang hadir sebagai narasumber, memberikan apresiasi atas inisiatif dan kreativitas warga Sudiroprajan dalam menghidupkan nilai-nilai moderasi beragama. “Kami senang karena kegiatan malam ini dikemas secara unik, sarasehan sambil wedangan bareng warga dan para pegiat moderasi,” ungkapnya.
Ia berharap praktik baik di Sudiroprajan dapat menjadi inspirasi bagi kelurahan lain di Surakarta.Menurut Ulin, Grebeg Sudiro merupakan contoh nyata kolaborasi antara budaya, agama, dan ekonomi lokal. “Grebeg Sudiro adalah simbol sinergi antara budaya dan toleransi. Inilah bentuk moderasi yang hidup dalam keseharian masyarakat,” katanya. Ia optimistis indeks kerukunan umat beragama di Kota Surakarta akan terus meningkat.Acara ditutup dengan pesan inspiratif dari para narasumber.
Joko Riyanto mengajak warga untuk terus berfastabiqul khairat atau berlomba dalam kebaikan, sementara Ahmad Ulin Nur Hafsun berharap Sudiroprajan dapat menjadi teladan bagi wilayah lain. Kegiatan yang dihadiri Kepala KUA Jebres, Ketua MUI Jebres, LPMK, Babinsa, Babinkamtibmas, serta tokoh agama dan masyarakat itu berlangsung hangat dan penuh kekeluargaan, dan meneguhkan Sudiroprajan sebagai kampung moderasi sekaligus kampung harmoni. (sol/my)




















