Jauh sebelum istilah moderasi beragama digaungkan oleh Menteri Agama RI, Lukman Hakim Syaifudin, Masjid Baiturrahman yang berada di wilayah Sutogunan Rt.06/Rw. 4 Tipes, Serengan Kota Surakarta sudah terlebih dahulu menerapkan moderasi beragama dilingkungannya. Dan itu diawali sejak 2012 yang lalu. Demikian disampaikan Pardi, takmir dan juga penyuluh fungsional Kemenag Kota Surakarta, saat memberikan sambutan dalam acara Safari Salat Jum’at Forkompinda Kota Surakarta, di Masjid Baiturrahman pada Jum’at (25/11) siang. “Memang tidak dijadikan masjid moderasi secara formal. Akan tetapi, pengamalannya sudah moderasi sejak dulu, tepatnya pada tahun 2012”, ungkapnya.
Awal mulanya, masjid itu terkesan dikuasai oleh satu kelompok. Selain mereka tidak berani masuk. “Sekarang sudah saya openkan semuanya dari berbagai macam kegiatan silahkan. Ormas apa saja yang akan melakukan kegiatan sosial dan sepengatahuan saya, monggo”, ujar takmir yang sudah menjabat dua periode itu. Ia mengungkapkan, usai diterapkannya moderasi beragama di masjid tersebut, respon masyarakat sangat bagus. Jamaah menyambut dengan senang. “Artinya, masyarakat mau masuk ke situ dengan beberapa kegiatannya tidak ada kekhawatiran dan boleh”, imbuhnya.
Sebagai bukti, kegiatan penyembelihan hewan korban yang dulunya dikoordinir dan dipusatkan di LP2A setempat. Setelah dikembalikan ke masing-masing masjid, maka jumlah hewan korbannya langsung meningkat. “Dulu masjid Baiturahman itu hewan korbannya hanya tiga sapi. Tapi, sekarang sudah sembilan sampai 10 sapi yang dipotong tiap hari kurban dan jumlah kambingnya berkisar antara 8 sampai 10 ekor”, bebernya.
Dalam kesempatan itu, Pardi juga menyampaikan keinginan pengurus dan jamaah atas status tanah masjid yang masih atas nama pemerintah, SMAN 7 Kota Surakarta. Ia berharap kedepannya masijid tersebut dapat menjadi masjid wakaf untuk masyarakart dan jamaah masjid Baiturrahman. “Nanti (Saya) mohon petunjuknya dari perwakilan pemerintah Kota Surakarta. Itu yang saya harapkan”, tuturnya penuh harap.
Mewakili pemerintah, Komandan Kodim 0735 Surakarta Letkol Devy Kristiono menyanggupi permohonan takmir masjid tersebut. “Nanti akan kami teruskan kepada pihak terkait sehingga bisa di akomodir”, katanya. Devy beserta rombongan merasa senang bisa hadir di masjid tersebut, ditengah kesibukannya selaku aparat pemerintah bisa hadir dan turun langsung ke masyarakat sehingga kami bisa mengetahui apa yang menjadi kendala bagi warga masyarakat. (Sol/my)