Surakarta (Humas) – Rutan bukanlah akhir dari segalanya. Di balik jeruji besi, masih terbuka peluang untuk berubah dan memperbaiki diri. Inilah semangat yang dibawa oleh Ustadz Ridho Tri Suryono, Penyuluh Agama Islam dari KUA Laweyan, saat memberikan pembinaan keagamaan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Surakarta (22/7/2025).
Kegiatan ini merupakan program rutin yang telah terjadwal setiap hari Selasa, hasil kerja sama antara pihak Rutan dan Kementerian Agama Kota Surakarta sejak beberapa tahun lalu. Dimulai pukul 10.30 WIB, Ridho memulai pembinaan di dua tempat sekaligus yaitu Pondok Pesantren Sareh Semeleh dan Masjid An-Nur yang berada di dalam kompleks rutan.
Didampingi oleh petugas rutan, Ramto, sesi pertama berlangsung di pondok pesantren dengan suasana cukup khusyuk. Di hadapan para santri warga binaan, Ridho menyampaikan tausiyah bertema “Urgensi Menjadi Orang Baik: Hakikat Sukses, Beruntung, dan Bahagia.” Pesan-pesan disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan menyentuh hati, agar mudah dipahami serta relevan dengan kondisi para napi.

Sesi kedua dilanjutkan di Masjid An-Nur, tempat para napi rutin mengikuti kegiatan keagamaan harian seperti shalat dhuha, tadarus Al-Qur’an, dan pengajian. Sekitar 80 orang napi putra mengikuti tausiyah dengan antusias. Tidak ada yang mengobrol sendiri, semua fokus menyimak. Kegiatan ditutup dengan shalat Dhuhur berjamaah yang diimami langsung oleh penyuluh.
“Saya baru pertama kali mengisi di sini, dan ternyata sangat menyenangkan. Rutan tidak semenyeramkan yang saya bayangkan. Justru saya merasa ini tempat yang penuh harapan. Warga binaannya serius dan sungguh-sungguh ingin berubah,” ungkapnya.
Program pembinaan keagamaan ini menjadi bukti bahwa rutan tak selalu identik dengan keputusasaan. Dengan bimbingan spiritual yang berkelanjutan, para napi diajak mengenal nilai-nilai kebaikan, memperbaiki diri, dan menata ulang makna hidup dari perspektif keislaman.
Kegiatan penyuluhan merupakan tugas dan fungsi melekat pada Penyuluh Agama Islam, juga sebagai tindak lanjut bahwa Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta, Ahmad Ulin nur Hafsun terus mendorong agar penyuluh agama terjun aktif ke berbagai lapisan masyarakat, termasuk lingkungan pemasyarakatan. Sinergi antara Kemenag dan pihak rutan diharapkan mampu menjadi jalan terbuka bagi para napi untuk menemukan kembali jati diri dan arah hidup yang benar.
Melalui sentuhan dakwah dan pembinaan rohani, semangat tobat dan perubahan tidak hanya menjadi harapan, tetapi kenyataan yang sedang tumbuh di balik tembok penjara.(mza/my)