Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerjasama dengan kementerian Agama RI meluncurkan materi “Penyuluhan audio visual Bagi Para Penyuluh Agama Dalam Program Percepatan Penurunan Stunting”, di Pendopo Kabupaten Brebes pada Senin (28/11) siang. Kegiatan yang digelar secara daring dan luring itu, diikuti 50 ribuan penyuluh agama se Indonesia, termasuk penyuluh Non PNS Kota Surakarta.
Dalam sambutannya, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan bahwa acara ini diadakan atas arahan menteri agama dua bulan yang lalu. “Beliau memberikan pertanyaan kepada saya, penyuluh-penyuluh ini kalau mau ngasih penyuluhan tentang stunting tidak ada materinya ?”, ujarnya menirukan Menag waktu itu. “Alhamdulillah kita bisa menindaklanjuti arahan Pak menteri agama dan hari ini bisa di launching yaitu materi tentang penyuluhan dan audio visual bagi para penyuluh agama seluruh Indonesia, dan ini adalah pertama kali kita adakan dari Brebes untuk Indonesia”, ungkapnya.
Hasto mengatakan, para penyuluh agama memiliki peran yang strategis dalam mencegah penurunan stunting. Karena merekalah yang memandu pernikahan keluarga muda. Oleh karena itu, ke depan kita akan semakin memperkuat kolaborasi kita dengan kementerian agama dan lembaga yang lainnya sehingga dengan semangat jamaah ini kita berharap bisa menurunkan angka stunting lebih cepat dan baik. “Mudah-mudahan semua niatan (dan) amal baik semua kebijakan yang telah diinisiasi oleh kawan-kawan di BKKBN menjadi sodaqoh kebijakan jariyah yang Insya Allah nanti pahalanya akan terus mengalir bagi para perumus dan penerima manfaat dari kebijakan itu”, imbuhnya.
Menurut Hasto, dalam setahun ada sebanyak dua juta pasangan yang menikah. Dari sejumlah dua juta keluarga muda itu, sebanyak 1,6 juta hamil di tahun pertama pernikahan. Jika kita tidak mencegah sejak dini, maka sebanyak 400 ribu anak akan terkena stunting. “Karena itu syarat nikah harus dilakukan pemeriksaan pencegahan stunting sejak dini. Dan tugas tersebut saat ini tidak hanya oleh penyuluh BKKBN, tapi dari penyuluh agama juga,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, sekarang ini angka stunting kita 24,4% secara nasional. Insya Allah kita punya semangat yang sama untuk menurunkan angka stuting hingga di angka 14%. Sebagai ketua pelaksana, Hasto juga melaksanakan arahan dari wakil presiden RI selaku ketua pengarah tim percepatan penurunan stunting didalam perpres. Usai melaksanakan halaqoh nasional di kantor istana Wapres bersama menteri agama, bulan kemarin, kita harus mengadakan halaqoh di beberapa daerah untuk percepatan penurunan stunting di kabupaten-kabupaten yang lain, setelah di Brebes ini.
Sementara itu, Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag RI, Ahmad Jayadi mengatakan, banyak sumber daya manusia yang akan ikut menyosialisasikan pencegahan stunting di Kemenag RI. Diantaranya, ada penyuluh agama di semua kantor wilayah, penceramah, dan penghulu di semua KUA. “Semua adalah sumber daya yang bisa digerakkan dalam rangka mempercepat penurunan stunting. Jadi kedepan semangat kita adalah kolaborasi. Kami berharap dari kolaborasi ini akan ada percepatan-percepatan yang terukur dan teramati dengan baik,” katanya. (Sol/my)