Kota Surakarta (Humas) – Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Kecamatan Banjarsari secara perdana, pada Sabtu (20/09/2025) menyelenggarakan rapat koordinasi di Aula Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 4 Kota Surakarta. Bertemakan “Maju Bersama, Berprestasi Bersama, Sukses Bersama”, dalam rakor perdana kali ini, KKGRA Kecamatan Banjarsari memilih Workshop Penguatan Deep Learning pada Kurikulum Berbasis Cinta sebagai agenda inti.
Berdasarkan Perdirjen Pendis Nomor 1381 Tahun 2020, seluruh 78 guru yang tergabung dibagi ke dalam tiga kelompok kerja. “Hari ini kita sudah melantik KKGRA untuk Kecamatan Banjarsari yang beranggotakan 78 guru. Maka, sekaligus pelantikan hari ini juga membaginya menjadi 3 KKG,” ujar Sarkin, Pengawas RA Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta, yang hadir dalam kesempatan tersebut.

Pembagian ini, sebagaimana dijelaskan Sarkin, sesuai dengan pedoman yang mewajibkan setiap kelompok beranggotakan minimal 15 orang, atau 10 orang untuk daerah terpencil. Langkah ini diharapkan dapat memaksimalkan koordinasi dan pendampingan antar sesama guru RA di wilayah Kecamatan Banjarsari.
Usai prosesi pelantikan, acara dilanjutkan dengan workshop yang menghadirkan tiga narasumber kompeten di bidangnya. Sarkin, sebagai pemateri pertama, membuka sesi dengan memaparkan program prioritas (Asta Protas) Kementerian Agama. Pemaparan ini menjadi landasan kebijakan bagi seluruh guru RA untuk menyelaraskan praktik pengajaran dengan agenda strategis nasional.
Mila Faila Shofa, Akademisi Pendidikan Anak Usia Dini dari UIN Raden Mas Said Surakarta, hadir sebagai pemateri kedua. Dalam sesinya, ia mendalami konsep “Deep Learning pada Kurikulum Berbasis Cinta”. Ia juga menekankan pentingnya menciptakan pengalaman belajar yang tidak hanya menghafal, tetapi juga bermakna dan membekas bagi peserta didik.

“Deep Learning lahir dari hubungan emosional yang positif antara guru dan anak. Kurikulum berbasis cinta adalah kunci untuk membangkitkan keingintahuan dan kreativitas alami mereka,” jelasnya.
Pemateri terakhir juga Akademisi Pendidikan Anak Usia Dini UIN RMS Tri Utami, memberikan warna praktis dengan menyampaikan materi tentang penerapan konsep tari dan sosiodrama dalam pembelajaran. Ia mendemonstrasikan bagaimana seni pertunjukan dapat menjadi media yang efektif untuk mengajarkan nilai-nilai moral, kerja sama, dan ekspresi diri kepada anak usia dini. Dengan terselenggaranya rakor perdana ini, diharapkan tercipta suatu sinergi baru di antara guru-guru RA se-Kecamatan Banjarsari yang mewujudkan peningkatan peran guru yang kreatif dan inovatif. Deep learning diharapkan dapat langsung diimplementasikan dalam menciptakan suasan belaar yang mindfull, meaningfull, joyfull. (frd/rmd)