Surakarta (Humas) – Sebanyak 200 Penyuluh Agama Islam se-Solo Raya, baik yang berstatus PNS maupun PPPK, mengikuti kegiatan pembinaan yang digelar di Hotel Sahid Jaya (14/01). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyuluh agama Islam melalui kolaborasi strategis dengan Sahid Tour, serta mempererat hubungan antara pemerintah, penyuluh, dan masyarakat.
Acara ini dihadiri oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta, Ahmad Ulin Nur Hafsun, yang juga berperan sebagai tuan rumah. Dalam kesempatan tersebut, ia didampingi oleh Kasi Bimas Islam, Achmad Arifin, serta berbagai pejabat lainnya.
Slamet Arifin, Ketua Pokjaluh Solo Raya, membuka kegiatan dengan menekankan pentingnya peran penyuluh agama Islam di media sosial. Ia mengajak seluruh penyuluh untuk lebih aktif di dunia digital dan menjadi “artisnya penyuluh” yang dapat menyebarkan dakwah secara positif melalui platform-platform online. Salah satu hal yang menjadi perhatian dalam rapat koordinasi ini adalah kesiapan penyuluh dalam mengikuti ajang Penyuluh Award, yang akan menjadi wadah apresiasi terhadap dedikasi penyuluh agama.
Ahmad Ulin Nur Hafsun dalam sambutannya mengingatkan pentingnya menjaga mandat legal yang diberikan oleh pemerintah, serta mandat sosial yang melekat di masyarakat. “Kementerian Agama sudah punya rumusnya, yaitu dengan menerapkan Lima Budaya Kerja Kementerian Agama,” ujarnya. Lima Budaya Kerja tersebut mencakup Integritas, Profesionalitas, Inovasi, Tanggung Jawab, dan Keteladanan, yang harus diterapkan oleh setiap pegawai dalam menjalankan tugas dan fungsi mereka.
Sebagai bentuk apresiasi, Ahmad Ulin memberikan hadiah berupa dua buku bacaan kepada penyuluh yang berhasil menyebutkan lima budaya kerja Kementerian Agama serta bagi mereka yang aktif mengikuti akun media sosial Kementerian Agama Surakarta di Instagram.
Dalam hal ini, Kemenag juga bekerja sama dengan Sahid Tour untuk memberikan fasilitas dan dukungan dalam berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyuluh dalam menjalankan tugas mereka. Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif, baik dalam pengembangan profesionalitas penyuluh agama maupun dalam memperluas jangkauan dakwah mereka.
Melalui kegiatan pembinaan ini, diharapkan penyuluh agama Islam dapat menjadi lebih adaptif dan responsif terhadap perkembangan zaman, terutama dalam hal pemanfaatan teknologi informasi dan media sosial untuk memperluas pengaruh positif bagi umat. (may)