Surakarta (Humas) – Sebanyak 50 pimpinan majelis taklim yang tergabung dalam Kelompok Kerja (Pokja) Majelis Taklim Kota Surakarta resmi dikukuhkan pada Rabu (13/8/2025) di Hotel Grand Sae. Kegiatan yang diselenggarakan Seksi Bimas Islam Kemenag Kota Surakarta ini mengusung tema “Meneguhkan Peran Majelis Taklim yang Toleran, Amanah, dan Nasionalis”.
Pengukuhan dilakukan langsung oleh Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Surakarta, Ahmad Ulin Nur Hafsun, sesuai SK Kemenag Nomor 259 Tahun 2025. Dalam arahannya, Ahmad Ulin mengajak para pengurus untuk memperkuat peran majelis taklim dalam memberikan pembinaan sesuai kebutuhan jamaah di setiap fase kehidupan.

Jamaah yang berada di fase mencari bekal hidup tentu berbeda kebutuhannya dengan mereka yang sudah memiliki tanggung jawab sosial. Materi harus disesuaikan agar lebih efektif,” ujarnya.
Ahmad Ulin menegaskan, peran majelis taklim selaras dengan Asta Protas Kementerian Agama, khususnya dalam membangun kerukunan, menumbuhkan rasa cinta kemanusiaan, serta mencegah potensi konflik. “Jika muncul percikan yang berpotensi memicu konflik sosial atau agama, majelis taklim harus menjadi bagian dari solusi agar masalah cepat selesai,” imbuhnya.

Selain aspek keagamaan, majelis taklim juga diharapkan berkontribusi dalam ekoteologi dan peningkatan ekonomi umat. “Mari ajarkan cinta lingkungan dan bumi kepada jamaah. Banyak majelis taklim di Solo yang sudah menggerakkan usaha produktif seperti kue kering, kerajinan keset kain perca, produksi daster sambung, hingga peternakan,” jelasnya.
Kegiatan ini juga menghadirkan narasumber Dosen IIM Surakarta, Joko Sarjono, dan pendakwah sekaligus dalang, Seno Hadisumitro, untuk memperkuat wawasan pengurus majelis taklim dalam menghadapi tantangan dakwah di era modern. (may)