Surakarta (Humas) – Dalam upaya memperkuat peran pendidik sebagai agen perubahan, Pengawas Madrasah Kementerian Agama Kota Surakarta, Sri Hartati menggelar kegiatan pembinaan guru madrasah dengan mengusung pendekatan deep learning berbasis cinta (27/05)
Kegiatan yang berlangsung di Kantor Pengawas Kemenag Kota Surakarta ini diikuti oleh para wakil kepala urusan kurikulum dari berbagai madrasah, antara lain MA Muhammadiyah, MA Al Muayad, MA Al Kahfi, MTs NDM, MTs Al Kahfi, dan MTs Al Ikhsan.
Dalam sesi pembinaan, Sri Hartati menekankan pentingnya transformasi paradigma pendidikan yang lebih memanusiakan peserta didik. Menurutnya, pendekatan kurikulum berbasis cinta merupakan solusi atas tantangan pendidikan modern, yang kerap menempatkan beban akademik di atas kesejahteraan psikologis siswa.
“Pendidikan harus dimulai dari hati. Guru tidak hanya hadir untuk mengajar, tapi untuk mencintai murid-muridnya secara tulus dan apa adanya,” ujar Sri Hartati.
Sebagai pengawas madrasah, ia juga menegaskan bahwa peran pengawas bukan sekadar memastikan administrasi berjalan, tetapi turut menjadi fasilitator perubahan di lingkungan madrasah. Melalui pendekatan yang humanis, pengawas hadir untuk membina guru agar mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aman, menyenangkan, dan menghargai karakter setiap anak.
Program ini dijalankan melalui pembinaan intensif terhadap guru, penerapan prinsip “cinta seadanya” dalam interaksi kelas, serta pengembangan kurikulum yang menghargai potensi dan keunikan setiap siswa. Selain itu, Sri Hartati turut mengenalkan Program Pendidikan Perubahan Iklim (PPI) yang bertujuan menumbuhkan kesadaran lingkungan di kalangan pelajar madrasah.
Melalui inisiatif ini, peran pengawas madrasah semakin terlihat strategis—tidak hanya sebagai pengendali mutu, tetapi sebagai penggerak utama dalam menghadirkan pendidikan yang berlandaskan cinta, empati, dan kepedulian terhadap masa depan anak.(er/my)