Kepala Kankemenag Kota Surakarta, Hidayat Maskur hadir bersama Kepala Perwakikan Bank Indonesia Solo, Jajaran Hebitren Solo Raya dan para Pengurus Pondok Pesantren Takmirul Islam Surakarta melaksanakan agenda petik melon intanon. Petik melon kali ini merupakan panen yang ketiga di Pondok Pesantren Takmirul Islam. Dari Kepala Perwakilan BI Solo berharap, di tahun depan agar dapat difokuskan untuk peningkatan produksi di green house melon intanon ini.
Usaha bersama ini adalah tindak lanjut dari Mukerda Hebitren Solo Raya, dimana PP Takmirul Islam adalah salah satu pesantren yang telah memiliki unit usaha sendiri. Diharapkan dengan adanya kolaborasi ini, ponpes dibawah naungan Hebitren mampu memposisikan diri menjadi Sentra Ekonomi Umat yang bersyariah.
‘’Usaha bersama dalam rangka kemandirian pesantren telah dirintis dengan berbagai program. Salah satunya adalah berdirinya green house untuk laborat bagi santri dalam pengembangan kepribadian santri, yang berpotensi menjadi petani milenial dengan mengadaptasi dan mengkombinasikan teknologi dan strategi penjualan,’’ ungkap Hidayat Maskur. Diketahui bahwa melon intanon adalah jenis melon dengan kualitas ekspor, dan dalam sistem jual beli telah menggunakan aplikasi yang dibimbing oleh Bank Indonesia. Hidayat berharap santri-santri tidak hanya paham agama, namun juga memperoleh berbagai ilmu dan mampu mandiri dengan ketrampilan yang dimiliki.
PP Takmirul Islam telah memulai penanaman ini sejak tahun 2022, dan sampai saat ini telah melalui 3x tanam dan 3x panen. Dalam wawancara terpisah dengan salah satu Pengelola Green House , Bapak Umar yang menyampaikan bahwa di periode awal penanaman melon dikelola oleh 3 petani yang telah mengikuti pelatihan. “Kemudian di periode 2, kami melibatkan santri untuk dapat membantu pengelolaan sehingga selesai panen,”ujarnya. Green House PP Takmirul Islam memiliki laha seluas 500 m2 dengan kapasitas tanam 1000 populasi. Sampai saat ini melon yang telah dipanen mencapai 500 buah, dan masih akan dilanjutkan kembali. “Untuk penjualan belum dipasarkan secara umum, jadi masih disasarkan kepada wali santri, karyawan dan masyarakat terdekat,”pungkasnya. (my/rmd)