Surakarta (Humas) – MTs SA Al Islam Jamsaren kembali menunjukkan komitmennya dalam menanamkan nilai kedisiplinan dan keterampilan hidup kepada siswa dengan menggelar pelatihan penanggulangan bencana. Kegiatan ini dilaksanakan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar sebagai bagian dari rangkaian Kemah Adat IV Tahun 2025 yang berlangsung pada 6–7 September 2025 di Bumi Perkemahan Al Amin Karanganyar.
Dalam kegiatan tersebut, ratusan siswa mendapat kesempatan untuk belajar langsung mengenai cara menjinakkan api serta memahami prosedur evakuasi yang benar ketika berada di alam terbuka. Materi tidak hanya disampaikan dalam bentuk teori, tetapi juga diperkuat dengan praktik lapangan yang melibatkan partisipasi aktif seluruh peserta.
Perwakilan BPBD Karanganyar, Zainoel, memimpin jalannya pematerian sekaligus memberikan arahan dalam simulasi. Ia menekankan pentingnya kesiapan generasi muda menghadapi berbagai kemungkinan bencana dan kecelakaan, baik di lingkungan sekolah, rumah, maupun saat melakukan kegiatan di alam bebas.
“Para siswa MTs juga perlu mengetahui prosedur evakuasi yang tepat dalam menghadapi berbagai contoh kecelakaan. Dengan latihan seperti ini, mereka akan lebih siap dalam menjaga diri sendiri maupun membantu orang lain. Kesiapsiagaan adalah kunci dalam mengurangi risiko,” tegas Zainoel.
Kepala MTs SA Al Islam Jamsaren, Faizul Kirom, menyampaikan apresiasinya kepada BPBD Karanganyar yang telah memberikan pendampingan dan edukasi langsung kepada siswa. Menurutnya, keterampilan menghadapi bencana merupakan bagian dari pendidikan karakter yang harus ditanamkan sejak dini.

“Kegiatan bersama BPBD ini sangat berharga. Edukasi kesiapsiagaan bencana sejak dini diharapkan dapat membentuk siswa yang tangguh, disiplin, dan peduli lingkungan. Kami ingin seluruh peserta mampu mengamalkan ilmu ini dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk diri sendiri maupun bagi masyarakat luas,” tutur Faizul Kirom.
Suasana pelatihan semakin hidup ketika siswa diberi kesempatan mencoba secara langsung cara menggunakan alat pemadam sederhana untuk mengatasi api. Salah satu peserta, Kevin, mengaku pengalaman ini menjadi momen berharga yang membuatnya lebih percaya diri.
“Awalnya saya agak gugup saat memegang alat pemadam, tapi setelah diberi arahan saya merasa lebih tenang. Saya jadi tahu langkah-langkahnya, dan menurut saya ini penting kalau suatu saat ada keadaan darurat. Saya senang bisa belajar langsung bersama teman-teman,” ungkap Kevin dengan antusias.
Kegiatan kemudian ditutup dengan simulasi evakuasi berkelompok, di mana seluruh siswa dilatih bekerja sama untuk menyelamatkan diri sesuai jalur yang telah ditentukan instruktur. Latihan ini mengajarkan kekompakan, kedisiplinan, serta pentingnya gotong royong dalam menghadapi situasi darurat.
Dengan berakhirnya rangkaian Kemah Adat IV Tahun 2025, MTs SA Al Islam Jamsaren berharap seluruh siswa dapat membawa pulang pengalaman berharga yang menumbuhkan rasa tanggung jawab, keberanian, dan kepedulian sosial. Lebih dari sekadar kegiatan pramuka, kemah ini menjadi wadah pembentukan karakter dan kesiapan generasi muda untuk menghadapi tantangan di masa depan, sekaligus mewujudkan cita-cita membangun bangsa yang tangguh dan berdaya. (amr/my)