Pengarusutamaan Moderasi Beragama digiatkan oleh Seksi Bimas Islam Kemenag Kota Surakarta (09/06) di SwissBellin Hotel. Kegiatan diikuti oleh Penyuluh Agama Islam PNS dan Non PNS, serta mengundang Kepala KUA dan Camat se-Kota Surakarta. Kegiatan dibuka oleh Kepala Kankemenag Kota Surakarta, Hidayat Maskur didampingi Kasi Bimas Islam,Umi Khozanah Mujtahidah.
Dalam sambutannya, Hidayat menyampaikan dan mengajak seluruh peserta untuk menyukseskan prioritas menteri agama. “Kita adalah bagian dari prioritas Menteri Agama, yaitu moderasi beragama,”ujarnya.Materi yang disampaikan yaitu peta jalan penguatan moderasi beragama. “Kita semua berharap dengan kegiatan ini,tidak ada lagi radikalisme, intoleran, dan lain sebagainya,”tuturnya. Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat menepis anggapan masyarakat atau bahkan dalam diri ASN tentang moderasi beragama. “Penguatan ini dilaksanakan agar tidak ada orang yang beranggapan bahwa moderasi beragama adalah bagian dari pendangkalan iman/titipian zionis yahudi, peta politik bangsa utk mncampuradukkan agama,”tegasnya.
Hidayat menyebutkan bahwa di Negara Pancasila, agama tumbuh dan berkembang bersama-sama dengan demokrasi. “Negara juga memfasilitasi kehidupan agama dan beragama, dan pada saat yang sama Indonesia juga tidak menolak perkembangan peradaban (modernitas),” ujarnya. Uraian tersebut disimpulkan bahwa penerimaan normatif terhadap agama di satu sisi dan penghargaan terhadap perkembangan peradaban manusia di sisi lain menjadikan Indonesia bukan negara agama, bukan pula negara sekular.
Materi berikutnya, disampaikan oleh Kepala Kankemenag Kab. Salatiga, Taufiqur Rahman. Ia menyampaikan bahwa masing-masing pemeluk agama wajib mencegah konflik umat beragama. Menurutnya, ada beberapa upaya pencegahan konflik umat beragama yaitu ; memahami ajaran agama masing-masing dengan baik, pahami budaya setempat yang dijiwai oleh nilai agama, kedepankan dialog, berdayakan lembaga kerukunan, dan melibatkan generasi muda dalam pemantapan kerukunan. “Dan tentunya, selalu waspada akan setiap kejadian yang berpotensi ditunggangi oleh isu agama,”pungkasnya. (may)