Surakarta (Humas) – Kantor Urusan Agama (KUA) Laweyan menggelar Pengajian dan Launching tiga program layanan keagamaan pada Rabu (13/8/2025). Kegiatan yang berlangsung di halaman KUA ini merupakan implementasi nyata dari Asta Protas Kementerian Agama RI dan penguatan program Collaboration and Tolerance Center (CTC).
Acara ini dihadiri oleh Kepala Kemenag Kota Surakarta, Ahmad Ulin Nurhafsun, Sekretaris Camat Laweyan Agung Budianto, Ketua Baznas Kota Surakarta M. Qoyim, para tokoh agama, takmir masjid, lurah, RT/RW, perwakilan UMKM, jamaah majelis taklim, para muallaf, serta masyarakat sekitar. Kehadiran beragam elemen tersebut semakin menegaskan semangat kolaborasi dan kebersamaan.
Dalam kesempatan ini, tiga program baru diresmikan, yaitu : TPQ Nurul ‘Ilmi, sebuah pembelajaran Al-Qur’an untuk dewasa dan lansia yang belum bisa membaca Al-Qur’an ; Majelis Taklim Rahmatan Lil ‘Alamin sebuah forum kajian keagamaan untuk memperkuat pemahaman Islam yang moderat; Griya Muallaf Rekso Rumekso sebuah pusat pembinaan bagi muallaf agar semakin mantap dalam keimanan.

Kepala KUA Laweyan, Rohmat Agung Suprayogi menuturkan bahwa program ini lahir dari kebutuhan masyarakat. “Masih ada warga yang belum bisa membaca Al-Qur’an. Muallaf juga perlu ruang khusus untuk pembinaan iman. Melalui TPQ, majelis taklim, dan griya muallaf ini, kami menghadirkan layanan yang rahmatan lil ‘alamin,” ujarnya.
Sekcam Laweyan yang hadir mewakili Camat, Agung Budianto menekankan pentingnya penguatan karakter. “Di tengah derasnya arus teknologi informasi, filter yang paling efektif adalah iman dan akhlak. Program ini sangat relevan untuk membentuk pribadi santun, peduli, dan menebar rahmat,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya kesadaran ibadah sosial, kepedulian lingkungan, serta urgensi sertifikasi halal untuk UMKM sebagai bentuk perlindungan konsumen.
Tausiyah disampaikan oleh Kepala Kemenag Kota Surakarta, Ahmad Ulin Nur Hafsun yang mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan jasad, akal, dan roh. “Asupan jasad berasal dari makanan halal, asupan akal dari ilmu, dan asupan roh dari agama. Ketiganya harus dijaga seimbang. Karena makanan halal akan berpengaruh pada kebaikan jasad, akal, dan roh kita,” terangnya.
Ia menegaskan bahwa keberadaan majelis taklim, TPQ, dan griya muallaf adalah ruang penting bagi masyarakat untuk menjaga iman sekaligus memperkuat kerukunan.
Sementara itu Ketua BAZNAS Kota Surakarta, M. Qoyim, turut memberikan dukungan terhadap program ini. Ia menyampaikan pentingnya sinergi antara lembaga zakat, KUA, dan masyarakat dalam memberdayakan umat, baik di bidang ekonomi maupun keagamaan.
Acara ini juga dirangkai dengan penyerahan sertifikat halal kepada lima pelaku UMKM di sekitar KUA Laweyan, sebagai upaya pemberdayaan ekonomi umat. Selain itu, lima orang muallaf menerima bingkisan sebagai bentuk perhatian dan penguatan iman.
Dengan tema “Cahaya Persaudaraan: Menguatkan Iman, Menjaga Kerukunan”, kegiatan ini menjadi simbol nyata kolaborasi antara KUA, pemerintah, Baznas, tokoh agama, masyarakat, UMKM, dan muallaf dalam menguatkan keagamaan sekaligus menebar kerukunan. Acara berlangsung khidmat, diakhiri doa dan foto bersama seluruh peserta, pejabat, tokoh agama, UMKM, dan muallaf sebagai penanda kebersamaan.(mza/my)