Surakarta (Humas) — Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Surakarta menggelar pertemuan rutin di Sekretariat Bersama (Sekber) dihadiri Pengurus FKUB, unsur Kesbangpol, serta Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta, Ahmad Ulin Nur Hafsun.
Acara dibuka oleh Sekretaris FKUB, Pdt. Joenedi Ginting, dilanjutkan Laporan Ketua FKUB, Mashuri yang menekankan pentingnya sinergi antara FKUB dan Kemenag dalam menjaga dan merawat kerukunan umat beragama di tengah dinamika kehidupan masyarakat perkotaan.
Kepala Kantor Ahmad Ulin, dalam sambutannya menegaskan komitmen Kementerian Agama dalam mewujudkan kerukunan umat beragama sebagai salah satu dari Asta Protas (Delapan Program Prioritas) Menteri Agama. Salah satunya diwujudkan melalui program GEMARI SOLO (Gerakan Rumah Ibadah Berseri Solo), sebuah inovasi lokal yang mengajak rumah-rumah ibadah di Surakarta tampil sebagai pelopor kebersihan, keasrian, dan keharmonisan lintas iman.
“Kami ingin rumah ibadah bukan hanya sebagai tempat ibadah semata, tetapi menjadi ruang publik yang nyaman, bersih, berseri, dan menjadi contoh harmoni sosial. Ini sejalan dengan semangat moderasi beragama dan Asta Protas Menteri Agama,”jelasnya.
Program ini sudah mulai berjalan melalui kegiatan kebersihan dan penataan awal di sejumlah rumah ibadah. Penyuluh agama lintas agama pun dilibatkan aktif bersama tokoh masyarakat dan unsur Babinsa di lingkungan masing-masing.
Ulin juga menyampaikan pentingnya deteksi dini potensi konflik keagamaan, seiring dengan meningkatnya dinamika sosial di tengah masyarakat digital. FKUB diminta untuk tidak hanya menjadi mitra formal, tetapi juga pelopor dialog dan jembatan antar umat.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut dari Kesbangpol Surakarta, Slamet yang menyambut baik upaya penguatan sinergi antara Kemenag, FKUB, dan unsur pemerintah daerah. Ia mendorong agar peraturan yang sudah ada seperti Pergub dan Perwali tentang FKUB bisa diimplementasikan lebih konkret, termasuk wacana penguatan Kerukunan Umat Beragama di tingkat RT atau kelurahan, sebagai bagian dari sistem deteksi dini berbasis komunitas.
Senada Ismanto, salah satu pengurus FKUB, turut menanggapi pemaparan dari Kemenag dengan memberi penekanan pada perlunya pendalaman terhadap program deteksi dini berbasis keagamaan agar tidak hanya bersifat administratif, tapi juga membumi dan menyentuh kehidupan warga. Pertemuan ditutup dengan doa dan harapan agar seluruh program prioritas Kemenag, terutama yang berkaitan dengan penguatan moderasi beragama dan kerukunan umat, dapat berjalan dengan baik di Surakarta. FKUB diharapkan terus menjadi mitra strategis Kemenag dalam menciptakan suasana kota yang damai, toleran, dan saling menghargai. (mza/my)