Perkembangan teknologi di era digital saat ini, merupakan kebutuhan yang tidak bisa dihindari. Begitupun dalam institusi pendidikan, digitalisasi adalah salah satu kunci meningkatnya kualitas pendidikan. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Surakarta sebagai salah satu institusi pendidikan di bawah Kementerian Agama, sangat bersemangat menyambut era digitalisasi dalam bidang pendidikan.
Atas dasar itulah MAN 1 Surakarta mengadakan kegiatan “Pelatihan Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dan Pelayanan Prima di Institusi Pendidikan”, sabtu (18/5/2024) bertempat di Syariah Hotel Surakarta. Acara diikuti oleh segenap guru dan karyawan MAN 1 Surakarta. Tampil sebagai pembicara adalah Masruhan Mufid, instruktur nasional dari Semarang dan Faris Isnawan, motivator nasional yang juga alumni MAN 1 Surakarta.
Dalam sambutan pembukaan Wardimin, selaku Kepala MAN 1 Surakarta, sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan yang diadakan dalam rangka meningkatkan kompetensi segenap guru dan karyawan. “Tentu saya sangat mendukung kegiatan ini karena AI bisa diterapkan di semua mata pelajaran. Yang tidak kalah penting adalah bagaimana seluruh stakeholder madrasah bisa meningkatkan kualitas pelayanan prima kepada masyarakat,” ujar Wardimin.
Masruhan Mufid pada kesempatan pertama pelatihan memberikan pemahaman tentang AI. Dijelaskan bahwa AI (kecerdasan buatan) adalah cabang ilmu komputer yang berfokus pada pengembangan teknologi yang dapat melakukan tugas-tugas yang membutuhkan kecerdasan manusia. “Tujuan utama dari AI adalah membuat
mesin-mesin komputer dapat melakukan tugas-tugas yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh manusia. AI mencoba meniru kemampuan kognitif manusia seperti berpikir, merencanakan, memecahkan masalah, belajar, dan bahkan bersosialisasi. Teknologi AI sendiri terdiri dari berbagai pendekatan, seperti Machine
Learning, Natural Language Processing, Computer Vision, Robotics, dan masih banyak lainya,” urainya.
Contoh dari AI antara lain ChatBot, Asisten Cerdas, Pembayaran Elektronik, Algoritma Pencarian, Pengenalan Wajah, dan masih banyak lainnya. Peserta diajak memanfaatkan diantara jenis AI untuk pembelajaran, diantaranya GBoard, Google Lens, AutoDraw, Wolframalpha, Google Schoolar. Seluruh peserta nampak antusias dan bersemangat mengikuti pelatihan yang berakhir pukul 15 tersebut. Salah satu AI yang dipraktikkan peserta adalah ChatGPT, yaitu sebuah model bahasa alami yang dibangun oleh OpenAI menggunakan arsitektur GPT (Generative Pre-trained Transformer). Model ini dirancang untuk dapat menghasilkan respons atau balasan yang mirip dengan balasan yang akan diberikan oleh manusia. “Kita bisa memanfaatkan ChatGPT untuk membuat soal, menyusun skenario pembelajaran, dan lainnya dengan perintah yang diberikan berupa prompt. Jika tidak ada perintah, maka ChatGPT tidak bisa menghasilkan apa-apa,” tandas Masruhan.
Pada sesi kedua tampil Faris Isnawan alumni MAN 1 Surakarta, yang menyampaikan terkait pelayanan prima. Karena kualitas dari institusi pendidikan salah satunya ditentukan oleh kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat secara maksimal dari seluruh stakeholder. Membangun sebuah bentuk pelayanan prima membutuhkan komitmen yang kuat dari seluruh warga madrasah agar nama MAN 1 Surakarta dikenal tidak hanya dari prestasi siswanya tapi juga pelayanan prima yang diberikan. (rsd/my)