Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Surakarta melakukan pengamatan hilal atau rukyatul hilal pada Jumat (22/5) sore. Hal tersebut untuk melihat letak bulan dalam menentukan 1 Syawal 1441 Hijriah. Sayangnya dari hasil pemantauan hilal belum terlihat.
Kepala MAN 1 Surakarta Slamet Budiyono mengatakan pemantauan hilal dilakukan di Laboratorium (Lab) Ilmu Falaq MAN 1 surakarta. Pemantauan dilakukan mulai pukul 16.00. Kegiatan ini merupakan rukyatul hilal kedua. Sebelumnya dilakukan rukyatul hilal untuk menentukan 1 Ramadan lalu.
“Alhamdulillah tahun ini laboratorium ilmu falaq MAN 1 Surakarta ditunjuk menjadi salah satu tempat melaksanakan rukyatul hilal oleh kementerian agama pusat yang berjumlah 80 titik di seluruh Indonesia. Dan kita adalah satu-satunya penyelenggara rukyatul hilal dari madrasah” ungkap Slamet Budiyono.
Dalam rukyatul hilal ini Lab Ilmu Falaq menggunakan teleskop Sky Watcher yang dioperasikan secara manual. Serta Ioptron Cem 60 yang dioperasikan secara digital. Kegiatan ini dilakukan oleh tim astronomi MAN 1 Surakarta dan telah mendapat pelatihan sebelumnya. “Tim astronomi ini sudah mendapat pelatihan dari Ustad Sugeng Riyadi, ahli astronomi dari Pondok Assalaam Kartasura. Dan ini kegiatan kedua Lab Ilmu Falaq serta menjadi salah satu unggulan dari sekolah,” katanya
Sementara itu penanggungjawab tim astronomi MAN 1 Surakarta, Nurul Janah, mengatakan dari hasil rukyatul hilal, deteksi hilal dilakukan setelah matahari terbenam pada pukul 17.25.54 WIB. Dengan azimuth matahari 290,5 derajat. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan teleskop digital ioptron CEM 60 yang dilengkapi detektor kamera berbasis CCD.
“Pada saat sunset, bulan terlebih dahulu terbenam pada pukul 17.11 WIB dengan usia bulan 7 jam sebelum terjadinya konjungsi pada 23 Mei 2020 dini hari pukul 00.39 WIB. Dengan azimuth bulan 286,9°, ketinggian bulan -3,2°, dan elongasi 4,3°. Maka dari itu, walaupun langit cerah, hilal tidak akan terlihat,” terangnya.