Surakarta (Humas) – Dalam upaya merawat khazanah keilmuan Islam yang telah mengakar kuat di bumi Nusantara, Penyuluh Agama Islam Kecamatan Laweyan, Moh. Zainal Abidin, melakukan kunjungan silaturahmi ke kediaman Ustaz Noor Cholis, seorang tokoh pendidikan nonformal dan penggerak masyarakat di Surakarta (9/7/2025).
Kegiatan ini bukan sekadar kunjungan biasa. Di balik perbincangan akrab, tersimpan semangat besar untuk menghidupkan kembali warisan literasi Islam klasik. Ustaz Noor Cholis, yang juga pendiri PKBM Cahaya Rejeki serta pengurus Takmir Masjid Darussalam Jayengan, menunjukkan sebuah kitab tua kepada Zainal. Kitab tersebut adalah Sabil al-Muhtadin li-Tafaqquh fi Amr al-Din, karya monumental dari Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari.
“Kitab ini sudah diwariskan secara turun-temurun. Cetakannya tahun 1343 Hijriah, ditulis dalam aksara Arab dengan bahasa Melayu. Ini bukan sekadar teks, tapi juga bukti bahwa Islam di Nusantara sangat kaya dan berakar kuat,” ujar Noor Cholis, yang merupakan keturunan langsung dari sang penulis kitab.
Zainal Abidin tampak sangat menghargai momen tersebut. Ia membaca mukadimah kitab itu dengan khidmat, lalu bertawasul sebagai bentuk penghormatan terhadap ilmu dan sanad ulama terdahulu. Menurutnya, literasi klasik seperti ini bukan hanya peninggalan sejarah, tetapi juga fondasi penting dalam membentuk pemahaman keagamaan yang kontekstual dan moderat.
“Seorang penyuluh agama dituntut tidak hanya fasih berdakwah, tapi juga harus terus memperluas wawasan. Literasi menjadi kunci dalam memperkaya perspektif keislaman sekaligus memperdalam pendekatan kepada masyarakat,” tutur Zainal.
Sebagai tindak lanjut, keduanya bersepakat menjadikan kitab tersebut sebagai materi kajian rutin masyarakat. Kajian dijadwalkan berlangsung setiap malam Ahad, selepas Maghrib hingga Isya, bertempat di Masjid Darussalam Jayengan. Masyarakat umum diundang untuk turut serta.
Kegiatan silaturahmi ini ditutup dengan sesi dokumentasi bersama, sebagai simbol kolaborasi antara penyuluh agama dan tokoh masyarakat dalam melestarikan tradisi keilmuan Islam yang inklusif, membumi, dan bernilai tinggi. (mza/my)