Kota Surakarta (Humas) – Sebanyak 20 orang Penyuluh Agama Islam (PAI) Non-PNS Kota Surakarta yang telah menerima Surat Keputusan (SK) pada Apel Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-280 Kota Surakarta, Senin (17/02/2025), mengikuti pembinaan yang diselenggarakan oleh Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Surakarta. Pembinaan tersebut berlangsung di Aula R. Pudjotomo dan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubbag TU) Bagus Sigit Setiawan, didampingi oleh Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam (Kasi Bimas Islam) Achmad Arifin dan Penyelenggara Zakat dan Wakaf Arif Ansori.
Dalam materi pembinaan yang disampaikan, Bagus Sigit Setiawan memberikan tiga pesan penting kepada para peserta pembinaan. Pertama, para Penyuluh Agama Islam Non-PNS diminta untuk meningkatkan kedisiplinan dengan mengikuti apel pagi setiap hari Senin hingga Kamis di Kankemenag. Kegiatan ini bertujuan untuk pembinaan dan penguatan integritas para penyuluh.
Kedua, Bagus Sigit Setiawan mengingatkan para penyuluh untuk selalu mengutamakan tugas pokok sesuai dengan dokumen kontrak yang telah ditandatangani.
“Penyuluh Agama Islam merupakan perpanjangan tangan pemerintah melalui Kementerian Agama untuk mensyiarkan ajaran Islam yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas kehidupan umat beragama, khususnya di Kota Surakarta,” tegas Bagus Sigit Setiawan.
Ketiga, para penyuluh diharapkan mampu menguasai seluruh layanan keagamaan yang ada di Kankemenag Kota Surakarta. Sehingga, peran Penyuluh tidak hanya terbatas pada bidang kepenyuluhan agama saja. Lebih luas lagi, mereka harus mampu menjawab pertanyaan masyarakat terkait bidang haji, wakaf, dan pendidikan Islam, serta berperan aktif dalam menangani konflik keagamaan.

“Apabila ada konflik seperti kemarin Festival Kuliner Halal di Paragon, Penyuluh harus mampu berperan. Tugasnya dimana? Tugasnya menelaah Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal untuk kemudian menindaklanjuti memberikan jawaban atas konflik tersebut,” tutur Bagus Sigit Setiawan.
Selain itu, Bagus Sigit Setiawan juga menyampaikan pesan dari Kepala Kantor Kemenag Kota Surakarta, Ahmad Ulin Nur Hafsun, yang kala itu sedang bertugas di tempat lain. Ahmad Ulin Nur Hafsun memberikan pesan kepada para Penyuluh untuk mengajarkan nilai-nilai agama yang menekankan etika dan moralitas. Selain itu, dalam melaksanakan tugas penyuluhan agama, Penyuluh Agama Islam wajib melaksanakan tugas prioritas pembangunan negara, melalui narasi, koridor, dan tata bahasa agama.
Serta tidak luput dari sorotan, Ahmad Ulin Nur Hafsun juga meminta agar sosialisasi teologi lingkungan hidup dihadirkan dalam tugas penyuluhan. Penyuluh harus mampu menyampaikan pesan-pesan agama yang mendukung pelestarian lingkungan sebagai bagian dari tanggung jawab keagamaan.
Di akhir acara, Arif Ansori, Penyelenggara Zakat dan Wakaf, memberikan pesan kepada para penyuluh untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi. “Saat ini, banyak Sistem Informasi Manajemen di Kemenag yang berbasis aplikasi. Para penyuluh harus mampu menguasai teknologi ini agar dapat menjalankan tugas dengan lebih efektif,” ujar Arif.
Kegiatan pembinaan ini merupakan upaya Kankemenag Kota Surakarta untuk memastikan para Penyuluh Agama Islam Non-PNS dapat menjalankan perannya dalam membangun umat dan menyelesaikan berbagai persoalan keagamaan di masyarakat. Dengan dukungan penuh dari Kankemenag, diharapkan para penyuluh dapat menjadi garda terdepan dalam mensyiarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin. (rmd)