Penyelenggara Kristen melaksanakan Sosialisasi Kurikulum Merdeka dan Penyusunan Perangkat Ajar serta Pelaksanaan Kegiatan Kerohanian Agama Kristen di sekolah-sekolah Surakarta (25/07). Kegiatan yang dihadiri oleh 24 guru PAK perwakilan sekolah negeri di Surakarta tersebut dilaksanakan di Aula Kankemenag Kota Surakarta membahas mengenai kesiapan para pendidik dalam menghadapi kurikulum merdeka yang akan berlaku di Indonesia khususnya di Kota Surakarta. Kegiatan dibuka oleh Penyelenggara Kristen, Anang Budi Cahyono yang kemudian dilanjutkan oleh Pengawas PAK, Suripto.
“Kurikulum merdeka dalam agama kristen sendiri terdapat 4 elemen yaitu Allah berkarya, manusia dan nilai-nilai kristiani, gereja dan masyarakat majemuk, dan Alam di tangan Tuhan,”tutur Suripto. Ia melanjutkan bahwa setiap elemen-elemen dibagi kembali dalam sub elemen dan dalam masing-masing tingkat sekolah terdapat capaian pembelajaran yang dibagi menjadi enam fase. Fase A (kelas 1 dan 2 tingkat sekolah dasar), fase B (kelas 3 dan 4 tingkat sekolah dasar), fase C (kelas 5 dan 6 tingkat sekola dasar), fase D (kelas 7, 8, 9 tingkat sekolah menengah pertama), fase E (Kelas 10 tingkat sekolah menengah atas), serta fase F (kelas 11, 12 tingkat sekolah menengah atas ). “Pembagian jam tatap muka dan projek tiap fase tentunya berbeda persentasenya,” lanjutnya.
Dalam pembagian materi yang telah ada ditemukan berbagai ketidaksinkronan antara waktu pembelajaran serta dalam pertemuan tersebut diharapakan para guru perwakilan mampu menghasilkan kesepakatan dua modul ajar yang masing-masing jenjang pendidikan mampu menyusun dua bab yang diambil dari kurikulum merdeka. Hasil tersebut kemudian akan dibagikan kepada kanwil. Penyusunan modul tersebut dilakukan dengan cara pengelompokan guru yang melakukan diskusi sesuai dengan jenjang pendidikan yang diampu.
Selain membahas kurikulum merdeka dan penyusunan bahan ajar, kegiatan siang hari tersebut membahas tentang kegiatan kerohanian agama kristen di SD, SMP, SMA/SMK Kota Surakarta, baik yang sudah memulai kegiatan rohani secara rutin ataupun baru akan melaksanakan kegiatan kerohanian. Kementerian Agama Kota Surakarta memiliki 10 pernyuluh agama Kristen Non-PNS dan siap melakukan pelayanan kepada para murid beragama kristen dan memiliki tujuan melaksanaan kegiatan rutin kerohanian di sekolah-sekolah dan tentunya kegiatan tersebut dilakukan dengan resmi. Dalam kesempatan tersebut perwakilan penyuluh agama kristen non-PNS bertemu dengan perwakilan guru sekolah.
Penyuluh Agama Kristen Non-PNS diwakili oleh Sri Murni, menyampaikan agar para penyuluh agama kristen non-PNS mendapatkan izin akses masuk ke sekolah para guru tersebut untuk memberikan pelayanan secara rutin. “Minimal selama sebulan sekali dengan maksud memberikan bantuan untuk para guru dalam membentuk karakter baik dalam diri para murid dan para murid mampu mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari,”tuturnya. Dan dalam menjawab pertanyaan mengenai imbalan atas pelayanan yang diberikan Sri Murni menegaskan penyuluhan yang diberikan adalah dengan maksud pelayanan. “Dan kami benar-benar ingin membantu tujuan bapak/ibu mengajar anak-anak, sehingga mohon maaf segala bentuk imbalan tidak bisa kami terima, namun jika terdapat dalam peraturan maka silahkan, namun saya pribadi mohon maaf, kami tidak menerima imbalan dalam bentuk apapun,”ujarnya. Selanjutnya, Sri Murni berharap segera dapat menyesuaikan jadual agar tidak berbenturan dengan kehiatan penyuluhan lainnya. (spt/my)